Setelah pembicaraan dengan AS di Arab Saudi, Kiev menerima usulan dari Washington untuk gencatan senjata selama 30 hari antara Rusia dan Ukraina, menurut media resmi Arab Saudi.
Channel media resmi Arab Saudi, Al-Ekhbariya, menyatakan di platform X pada Selasa malam: "Pembicaraan AS-Ukraina di Jeddah berhasil berkat upaya diplomatik Arab Saudi."
"Setelah 9 jam negosiasi antara AS dan Ukraina, Ukraina menyetujui usulan AS untuk gencatan senjata sementara selama 30 hari, yang dapat diperpanjang, serta pertukaran tahanan antara pihak-pihak yang terlibat (Rusia dan Ukraina)," tambah penyalur berita Saudi tersebut.
Meskipun pihak-pihak terkait belum memberikan komentar resmi tentang kesepakatan tersebut, Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy pada Selasa menyatakan bahwa Kiev menganggap usulan Washington untuk gencatan senjata 30 hari dengan Rusia sebagai sesuatu yang "positif."
Pada Selasa pagi, delegasi AS dan Ukraina memulai dialog kesepakatan di kota Jeddah, Arab Saudi, untuk membahas kemungkinan kesepakatan damai antara Moskow dan Kiev.
Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio dan Menteri Luar Negeri Ukraina Andrii Sybiha adalah peserta yang menghadiri pembicaraan tersebut, dengan kehadiran Menteri Luar Negeri Saudi, Pangeran Faisal bin Farhan.
Pada Senin, Zelenskyy menyatakan di Telegram bahwa Ukraina selalu mengupayakan perdamaian sejak awal perang, dengan menegaskan bahwa Rusia adalah satu-satunya alasan perang ini masih berlangsung.
Pada 24 Februari 2022, Rusia melancarkan serangan militer terhadap Ukraina. Moskow menuntut Kiev untuk meninggalkan aspirasinya bergabung dengan aliansi militer Barat sebagai syarat perdamaian, sebuah sikap yang dianggap Ukraina sebagai "campur tangan" terhadap kedaulatan negaranya.












