Dampak Topan Kalmaegi di Filipina terus berlanjut: 114 tewas dan 127 hilang

Peramal cuaca melaporkan Kalmaegi telah bergerak dari Palawan bagian barat menuju Laut Cina Selatan dan kini mengarah ke Vietnam.

By
Setidaknya 114 orang tewas akibat Topan Kalmaegi yang melanda Filipina

Pihak otoritas Filipina melaporkan jumlah korban tewas akibat banjir besar dan kerusakan yang disebabkan oleh Topan Kalmaegi di wilayah tengah negara itu telah meningkat menjadi sedikitnya 114 orang, dengan 127 lainnya dilaporkan hilang. Banyak di antara korban berasal dari provinsi yang sebelumnya juga dilanda gempa mematikan dan kini masih dalam masa pemulihan.

Sebagian besar korban tewas tercatat di Provinsi Cebu, wilayah yang paling parah terdampak setelah dihantam Kalmaegi pada Selasa lalu. Hujan deras memicu banjir bandang dan meluapnya sungai serta saluran air lain, kata Deputi Administrator Office of Civil Defense, Bernardo Rafaelito Alejandro IV, pada Kamis.

Di antara korban tewas terdapat enam orang yang meninggal ketika helikopter Angkatan Udara Filipina jatuh di Provinsi Agusan del Sur, bagian selatan negara itu, pada Selasa.

Menurut militer, kru helikopter tersebut tengah dalam misi kemanusiaan untuk menyalurkan bantuan ke wilayah yang terdampak parah oleh Kalmaegi. Namun, penyebab jatuhnya pesawat belum diumumkan.

Peramal cuaca melaporkan Kalmaegi telah bergerak dari wilayah barat Palawan ke Laut Cina Selatan pada Rabu siang, dan kini mengarah ke Vietnam.

Sekretaris Jenderal Philippine Red Cross, Gwendolyn Pang, mengatakan pada Selasa bahwa lembaganya menerima banyak panggilan darurat dari warga Cebu yang meminta pertolongan dari atap rumah mereka.

Tewas akibat tenggelam

Sedikitnya 49 orang dilaporkan tenggelam akibat banjir, sementara korban lainnya meninggal karena tanah longsor dan reruntuhan di Cebu. Sebanyak 13 orang masih dinyatakan hilang, menurut Office of Civil Defence.

Lembaga itu juga melaporkan 62 orang hilang di provinsi tetangga, Negros Occidental dan Negros Oriental, yang terletak di dekat Cebu.

“Kami telah melakukan segala upaya menghadapi topan ini, tapi tetap saja ada hal-hal tak terduga seperti banjir bandang,” kata Gubernur Cebu, Pamela Baricuatro, kepada The Associated Press melalui sambungan telepon.

Caloy Ramirez, seorang relawan penyelamat, mengatakan banjir besar yang dipicu topan telah mengubah kawasan perumahan elite di tepi sungai di Kota Cebu menjadi pemandangan yang nyaris tak dikenali, dengan mobil-mobil SUV terbalik dan rumah-rumah berantakan.

Warga setempat menceritakan bahwa air bah merendam lantai pertama rumah mereka hanya dalam hitungan menit, memaksa mereka naik ke lantai atas atau ke atap untuk menyelamatkan diri dalam kepanikan.