Kazakhstan jadi negara mayoritas Muslim terbaru yang akan bergabung Perjanjian Abraham
Kemungkinan Kazakhstan untuk bergabung dengan Perjanjian Abraham disampaikan oleh Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.
Kazakhstan menjadi negara pertama yang bergabung dengan "Perjanjian Abraham" selama masa jabatan kedua Presiden AS Donald Trump. Hal ini diumumkan oleh Presiden Trump setelah percakapan telepon dengan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden Kazakhstan Kassym-Jomart Tokayev.
"Ini adalah langkah penting untuk membangun jembatan di seluruh dunia," tulis Trump di Truth Social.
Sebelumnya, portal berita Axios melaporkan bahwa Astana berniat untuk bergabung dengan perjanjian yang bertujuan untuk menormalisasi hubungan antara negara-negara Muslim dan Israel, berdasarkan sumber yang mereka miliki.
Menurut Axios, meskipun hubungan diplomatik antara Kazakhstan dan Israel telah terjalin lebih dari 30 tahun, langkah ini dimaksudkan untuk "memberikan dorongan baru pada Perjanjian Abraham sebagai inisiatif Amerika untuk memperkuat kerja sama Israel dengan negara-negara Arab dan Muslim."
Gedung Putih telah berulang kali menekankan bahwa mereka berupaya memastikan Arab Saudi bergabung dengan "Perjanjian Abraham". Pada akhir Oktober, Trump menyatakan keyakinannya bahwa Riyadh akan menormalisasi hubungan dengan Tel Aviv pada akhir tahun 2025.
"Perjanjian Abraham" dicapai oleh Israel dan sejumlah negara Arab dengan mediasi Amerika Serikat pada tahun 2020-2021. Pada tahun 2020, Bahrain, Maroko, dan Uni Emirat Arab telah memulai normalisasi hubungan dengan Israel.
Pada tahun 2021, Sudan mengumumkan pembentukan hubungan diplomatik dengan Tel Aviv. Sebelum perjanjian ini, Israel hanya memiliki hubungan diplomatik dengan Mesir sejak tahun 1979 dan Yordania sejak tahun 1994.