Presiden Prabowo resmikan kereta subsidi untuk petani dan pedagang kecil

Direktur Utama KAI menjelaskan bahwa kereta ini menggunakan gerbong kelas ekonomi (K3) dengan kapasitas 73 tempat duduk yang disusun menyamping untuk memberi ruang bagi penumpang menempatkan hasil bumi dan barang dagangan mereka.

By
Presiden Prabowo menyampaikan sambutannya dalam peresmian Stasiun Tanah Abang Baru, Jakarta, pada Selasa, 4 November. / BPMI Sekretariat Presiden

Pemerintah Indonesia memperkenalkan layanan kereta khusus bagi petani dan pedagang kecil, sebuah inisiatif baru yang dirancang untuk meringankan beban transportasi hasil pertanian dan barang dagangan rakyat. Program ini menjadi bagian dari komitmen Presiden Prabowo Subianto untuk memperkuat sistem logistik nasional yang berkeadilan dan berpihak pada ekonomi rakyat.

Peluncuran kereta subsidi tersebut diumumkan Presiden Prabowo pada hari Selasa, usai meresmikan Stasiun Tanah Abang Baru di Jakarta Pusat. Dalam kesempatan itu, Kepala Negara juga meninjau langsung operasional kereta berwarna hijau yang diperuntukkan bagi petani dan pedagang pasar tradisional.

“Saya sudah cek sendiri. Mereka hanya membayar tiket untuk dirinya saja, sedangkan barang dagangannya diangkut tanpa biaya. Kursinya dipasang menyamping,” ujar Presiden Prabowo saat meninjau layanan tersebut. Ia menegaskan bahwa tarif perjalanan tetap disubsidi pemerintah agar tetap terjangkau oleh masyarakat kecil.

Menurut Presiden, pemerintah menanggung 60 persen biaya perjalanan kereta, sementara bagi petani dan pedagang, subsidi diberikan sepenuhnya. “Barang mereka diangkut gratis,” tambahnya.

Pembangunan transportasi nasional

Kementerian Perhubungan bersama PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyiapkan delapan rangkaian kereta untuk tahap awal, melayani rute Merak–Rangkasbitung dengan 14 perjalanan setiap hari. Jadwal keberangkatan disesuaikan dengan waktu aktivitas petani dan pedagang di wilayah Banten, terutama di Serang, Lebak, dan Pandeglang.

Direktur Utama KAI menjelaskan bahwa kereta ini menggunakan gerbong kelas ekonomi (K3) dengan kapasitas 73 tempat duduk yang disusun menyamping untuk memberi ruang bagi penumpang menempatkan hasil bumi dan barang dagangan mereka. Pintu diperlebar untuk memudahkan proses bongkar muat barang, sementara seluruh fasilitasnya telah memenuhi standar pelayanan minimum pemerintah.

Langkah ini menjadi bagian dari strategi besar pemerintah untuk memperkuat rantai pasok nasional dan mengurangi kesenjangan harga antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Dengan memanfaatkan jaringan rel eksisting, kereta khusus petani dan pedagang diharapkan mempercepat distribusi komoditas, menekan biaya logistik, serta menjaga kualitas hasil pertanian hingga tiba di pasar.

Dengan peluncuran kereta subsidi ini, pemerintah berharap jalur rel bukan hanya menjadi sarana mobilitas, tetapi juga simbol pemerataan kesejahteraan yang menjembatani kerja keras petani dan pedagang menuju pasar-pasar kota di seluruh Indonesia.