Banjir bandang di Papua Pegunungan klaim 15 nyawa dan delapan masih hilang
Sedikitnya 15 orang tewas (sebagian besar anak-anak) dan delapan hilang akibat banjir bandang di Kabupaten Nduga, Papua Pegunungan, setelah hujan lebat melanda wilayah itu pada akhir pekan. Proses pencarian masih berlanjut.
Banjir bandang di Provinsi Pegunungan Papua yang terpencil di Indonesia telah menewaskan sedikitnya 15 orang, sebagian besar anak-anak, sementara delapan lainnya masih hilang, menurut pernyataan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) pada hari Selasa.
Bencana tersebut terjadi pada hari Sabtu setelah hujan deras yang memicu banjir di dua wilayah terpisah di Kabupaten Nduga, di mana hujan lebat menyebabkan sungai meluap, dan menghanyutkan 15 orang, berusia antara delapan dan 17 tahun, kata kepala polisi setempat Alfredo Agustinus Rumbiak.
Juru bicara BNPB, Abdul Muhari, mengatakan bahwa meskipun awalnya dilaporkan 23 orang hilang, "15 orang telah ditemukan tewas," dan tim penyelamat terus mencari delapan orang lainnya.
Ia mencatat bahwa tanah longsor di wilayah tersebut telah menyulitkan operasi penyelamatan.
Laporan sebelumnya menunjukkan bahwa 15 orang yang hilang tersapu saat mencoba menyeberangi sungai, meskipun masih belum jelas apakah mereka termasuk di antara korban tewas yang terkonfirmasi.
Indonesia sering mengalami banjir bandang dan tanah longsor selama musim hujan tahunan, yang biasanya berlangsung dari November hingga April. Perubahan pola iklim telah memperparah kejadian ini, menyebabkan hujan yang lebih deras dan angin kencang.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pada Selasa, 4 November 2025, mengumumkan bahwa Indonesia kini memasuki fase peningkatan curah hujan yang menandai peralihan menuju puncak musim hujan.
Peningkatan curah hujan diperkirakan berlangsung hingga awal 2026.
BMKG memperingatkan potensi hujan dengan intensitas tinggi hingga sangat tinggi di wilayah Indonesia bagian selatan, meliputi Jawa, Bali, Nusa Tenggara Barat, Nusa Tenggara Timur, Sulawesi Selatan, serta Papua bagian selatan.
Mulai dari banjir di Bali dan Jawa Tengah, Banjir parah telah merenggut puluhan nyawa di Indonesia tahun ini.
Pada bulan September, Bali mengalami banjir terburuk dalam satu dekade, menewaskan sedikitnya 18 orang, sementara banjir dan tanah longsor di Jawa Tengah pada bulan Januari lalu menewaskan 25 orang.
BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi banjir, genangan air, dan tanah longsor seiring meningkatnya intensitas hujan di berbagai wilayah. Warga di daerah rawan bencana diharapkan mengamankan barang-barang penting, memastikan saluran air tidak tersumbat, serta mengikuti informasi peringatan dini dari pihak berwenang. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan dini menjadi kunci untuk meminimalkan risiko dan dampak yang ditimbulkan akibat cuaca ekstrem.