Pemerintah targetkan perundingan tarif resiprokal dengan AS rampung November 2025
Menteri Perdagangan Budi Santoso memastikan negosiasi tarif resiprokal yang diterapkan AS terhadap produk Indonesia memasuki tahap akhir, dengan harapan beberapa komoditas bisa memperoleh tarif nol persen.
Pemerintah Indonesia menegaskan perundingan terkait tarif resiprokal yang diberlakukan Amerika Serikat terhadap produk-produk Indonesia ditargetkan selesai bulan ini, November 2025. Pernyataan ini disampaikan Menteri Perdagangan, Budi Santoso, saat ditemui di Jakarta.
Budi menjelaskan, negosiasi dilakukan secara hati-hati dengan mempertimbangkan posisi tawar Indonesia. “Kita ingin produk-produk kita yang tidak diproduksi oleh Amerika, tetapi diekspor ke sana mendapatkan tarif nol persen,” ujarnya. Runding lanjutan dengan AS dijadwalkan berlangsung minggu depan.
Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyebut bahwa prinsip kesepakatan telah disetujui Presiden Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump. Saat ini, tahap legal drafting tengah dilakukan untuk menyusun dokumen hukum final terkait kesepakatan tersebut.
Airlangga menjelaskan bahwa pembebasan tarif akan berlaku bagi komoditas yang bisa ditanam di Indonesia namun tidak bisa diproduksi di AS, seperti kelapa sawit, kakao, dan cokelat. Sementara tarif impor resiprokal AS terhadap produk Indonesia telah ditetapkan sebesar 19 persen, turun dari angka awal 32 persen.
Keberhasilan negosiasi ini diperkirakan akan meningkatkan daya saing ekspor Indonesia ke AS dan memperkuat posisi Indonesia dalam perdagangan bilateral. Namun, pemerintah tetap memperhatikan potensi pengaruh terhadap industri dalam negeri dan alur perdagangan impor dari AS agar tidak menimbulkan tekanan pada sektor lokal.