Trump mengatakan AS sedang bernegosiasi dengan empat kelompok terkait penjualan TikTok
Sebuah undang-undang AS telah memerintahkan TikTok untuk melepaskan diri dari pemiliknya di China, ByteDance, atau dilarang di Amerika Serikat.
Presiden Donald Trump mengatakan bahwa Amerika Serikat sedang dalam pembicaraan dengan empat kelompok yang tertarik untuk mengakuisisi TikTok, aplikasi milik perusahaan China yang menghadapi masa depan yang tidak pasti di negara tersebut.
Ketika ditanya pada hari Minggu apakah akan ada kesepakatan terkait TikTok dalam waktu dekat, Trump menjawab kepada wartawan: "Bisa saja."
"Kami sedang berurusan dengan empat kelompok berbeda. Banyak orang yang menginginkannya, dan keputusan ada di tangan saya," katanya di atas pesawat Air Force One.
"Keempatnya bagus," tambahnya, tanpa menyebutkan nama kelompok tersebut.
Undang-undang yang melarang TikTok mulai berlaku pada 19 Januari karena kekhawatiran bahwa pemerintah China dapat memanfaatkan platform berbagi video tersebut untuk memata-matai warga Amerika atau secara diam-diam memengaruhi opini publik di AS.
TikTok sempat menghentikan layanannya di Amerika Serikat dan menghilang dari toko aplikasi saat tenggat waktu undang-undang tersebut mendekat, yang mengecewakan jutaan penggunanya.
Trump menunda penerapan undang-undang tersebut selama dua setengah bulan setelah memulai masa jabatan keduanya pada Januari, dengan tujuan mencari solusi bersama Beijing.
TikTok kemudian memulihkan layanannya di Amerika Serikat dan kembali tersedia di toko aplikasi Apple dan Google pada bulan Februari.
Calon pembeli TikTok termasuk inisiatif bernama "The People's Bid for TikTok," yang diluncurkan oleh inisiatif Project Liberty milik pengusaha real estat dan olahraga Frank McCourt.
Pihak lain yang juga berminat adalah Microsoft, Oracle, dan sebuah kelompok yang mencakup tokoh internet MrBeast, yang memiliki nama asli Jimmy Donaldson.
TikTok tampaknya tidak terlalu termotivasi untuk menjual aplikasinya.
Trump sebelumnya mencoba melarang TikTok di Amerika Serikat dengan alasan kekhawatiran keamanan nasional selama masa jabatan pertamanya di Gedung Putih.