Putra 'El Chapo' mengaku bersalah dalam kasus narkoba di AS demi keringanan hukuman

Joaquin Guzman Lopez membalikkan pengakuan sebelumnya dan setuju bekerja sama dengan jaksa AS sebagai bagian dari kesepakatan yang membebaskannya dari hukuman seumur hidup wajib.

By
Menteri Keamanan Meksiko Rosa Icela Rodriguez menginformasikan tentang penahanan pengedar narkoba di Mexico City / Reuters

Seorang putra gembong narkoba Meksiko Joaquin “El Chapo” Guzman mengaku bersalah di pengadilan Chicago atas dakwaan perdagangan narkoba sebagai bagian dari kesepakatan yang membuatnya bekerja sama dengan jaksa AS untuk mendapatkan hukuman yang lebih ringan.

Joaquin Guzman Lopez, salah satu dari empat putra pemimpin kartel Sinaloa yang kini dipenjara, mencabut pengakuan tidak bersalah yang ia ajukan setelah ditangkap di Texas pada Juli 2024.

Dokumen pengadilan menunjukkan ia mengakui terlibat dalam perdagangan narkoba dan menjalankan aktivitas kriminal berkelanjutan.

Dalam kesepakatan itu, jaksa menyatakan hakim dapat memilih untuk tidak menjatuhkan hukuman seumur hidup wajib, tergantung pada tingkat kerja sama Guzman Lopez.

Ia juga harus membayar denda sebesar US$80 juta yang dianggap sebagai hasil kejahatannya.

Saudaranya, Ovidio Guzman, lebih dulu mengaku bersalah pada Juli 2025 atas tuduhan konspirasi dan aktivitas kriminal sebagai bagian dari kesepakatan terpisah dengan jaksa AS.

Ovidio juga mengakui bahwa ia dan saudara-saudaranya, yang dikenal sebagai “Los Chapitos,” telah mengambil alih sebagian operasi kartel ayah mereka.

Warisan El Chapo

“El Chapo”, 68 tahun, menjalani hukuman seumur hidup di penjara supermax federal Colorado setelah ditangkap pada 2016 dan divonis pada 2019.

Dalam berkas pengakuan, jaksa menyebut Guzman Lopez telah “menunjukkan dengan jelas” bahwa ia menerima tanggung jawab atas tindakannya.

Ia terlibat dalam pengiriman “ratusan hingga ribuan kilogram” kokain, heroin, metamfetamin, dan ganja dari Meksiko ke Amerika Serikat, menurut dokumen pengadilan.

Ia ditangkap pada Juli 2024 setelah tiba di Texas dengan pesawat pribadi bersama pendiri kartel Sinaloa, Ismael “Mayo” Zambada.

Washington menuduh kartel Sinaloa menyelundupkan fentanyl ke AS, di mana opioid sintetis itu telah menyebabkan puluhan ribu kematian akibat overdosis.

Presiden Donald Trump menetapkan kartel tersebut sebagai organisasi teroris global dan mengumumkan sanksi tambahan terhadap “Los Chapitos” pada Juni, meningkatkan hadiah bagi masing-masing dari mereka yang buron menjadi US$10 juta.

Dua saudara Guzman lainnya — Ivan Archivaldo Guzman Salazar dan Jesus Alfredo Guzman Salazar — masih buron.