Brasil luncurkan dana hutan senilai US$125 miliar untuk membayar negara yang menjaga hutan hujan
Dalam KTT Iklim COP30 di Brasil, para pemimpin dunia akan meluncurkan dana hutan senilai US$125 miliar untuk memberi pembayaran tahunan kepada negara tropis yang menekan deforestasi, guna menjadikan konservasi lebih menguntungkan secara global.
Negara-negara tropis dari Kamerun hingga Kolombia berpotensi memperoleh puluhan juta dolar per tahun melalui pendekatan baru untuk melindungi hutan hujan dunia yang akan diluncurkan dalam KTT COP30 di Brasil.
Peluncuran Tropical Forests Forever Facility (TFFF) dijadwalkan berlangsung pada Kamis saat para pemimpin dunia berkumpul di wilayah Amazon Brasil, lokasi penyelenggaraan negosiasi iklim PBB tahun ini.
Brasil menargetkan pendanaan sebesar US$125 miliar dari pemerintah dan investor swasta untuk membentuk dana investasi global yang menawarkan pembayaran tahunan kepada negara berkembang atas setiap hektare hutan yang tetap lestari.
Mengapa dibutuhkan?
Sebagian besar hutan hujan primer dunia berada di negara tropis yang lebih miskin, di mana menebang pohon sering kali memberikan keuntungan ekonomi lebih besar dibanding mempertahankannya.
Meski ada sedikit kemajuan, tingkat deforestasi global tetap berada pada rekor tertinggi: setara dengan hilangnya 18 lapangan sepak bola hutan primer setiap menitnya pada tahun 2024.
Hutan hujan kaya akan keanekaragaman hayati dan berperan penting dalam mengatur iklim, sementara penghancurannya melepaskan cadangan karbon dalam jumlah besar ke atmosfer.
Bagaimana cara kerja dana ini?
Langkah pertama adalah mengumpulkan US$25 miliar dari pemerintah “sponsor” yang bersedia menanggung kerugian pertama jika dana mengalami kerugian investasi. Dengan menanggung risiko lebih besar, Brasil berharap dapat menarik tambahan 100 miliar dolar dari investor swasta seperti dana pensiun dan dana kekayaan negara (sovereign funds).
Modal gabungan itu akan diinvestasikan di pasar negara berkembang untuk menghasilkan keuntungan. Setelah pembayaran bunga kepada investor, laba bersih akan disalurkan kepada negara-negara tropis dengan tingkat deforestasi rendah yang diverifikasi melalui citra satelit.
Siapa yang akan mendapat manfaat?
Brasil memperkirakan dana ini akan menghasilkan sekitar US$4 miliar per tahun untuk upaya konservasi, dengan 74 negara berhutan lebat yang berpotensi mendapatkan bagian.
Hanya negara dengan tingkat deforestasi tahunan di bawah 0,5 persen yang memenuhi syarat, dan catatan tersebut harus dipertahankan agar tetap menerima pembayaran.
Brasil, Indonesia, dan Republik Demokratik Kongo diperkirakan dapat memperoleh ratusan juta dolar per tahun jika berhasil menghentikan deforestasi sepenuhnya.
Apakah akan berhasil?
Brasil telah berkomitmen menyumbang US$1 miliar ke dalam dana tersebut—menjadi satu-satunya negara yang sejauh ini benar-benar memberikan kontribusi dana. Indonesia juga menyatakan niat untuk berinvestasi, namun belum mengungkapkan jumlahnya.
Menteri Keuangan Brasil, Fernando Haddad, mengatakan pihaknya optimistis dapat mengumpulkan sekitar US$10 miliar hingga akhir tahun depan.
Sejumlah diplomat menyuarakan kekhawatiran terkait metode pemantauan dana ini serta keraguan apakah skema tersebut akan mampu meraih peringkat kredit tinggi yang dibutuhkan untuk menarik investor global.
“Jika berhasil, mekanisme ini akan berjalan selamanya, melindungi hutan selamanya... jauh lebih baik melakukan sesuatu yang nyata daripada terus menunggu solusi sempurna. Tidak ada peluru ajaib,” ujar Voivodic.