Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto dan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, pada hari Rabu, menyaksikan penandatanganan tiga kesepakatan penting di West Block, Parliament Hill, Ottawa. Agenda ini menjadi pencapaian baru dalam hubungan bilateral Indonesia–Kanada.
Kesepakatan utama yang ditandatangani adalah Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA). Perjanjian itu ditandatangani oleh Menteri Perdagangan RI dan Menteri Perdagangan Internasional Kanada, yang disaksikan langsung kedua kepala pemerintahan.
Presiden Prabowo menyebut penandatanganan CEPA sebagai momen bersejarah dengan dampak besar bagi kerja sama ekonomi maupun politik.
“Saya sangat senang berada di sini untuk penandatanganan CEPA dan saya pikir ini akan menjadi momen bersejarah. Ini akan terbukti sebagai tonggak yang signifikan,” ujar Presiden Prabowo sebelum prosesi penandatanganan.
Akses pasar lebih luas
ICA-CEPA menghadirkan kepastian hukum sekaligus memperluas akses pasar bagi kedua negara. Kanada berkomitmen menghapus 90,5 persen tarif impor terhadap produk asal Indonesia, sementara Indonesia memberikan liberalisasi sebesar 85,8 persen pos tarif.
Implementasi perjanjian ini diproyeksikan meningkatkan ekspor Indonesia ke Kanada hingga mencapai $11,8 miliar pada 2030. Selain itu, kesepakatan tersebut diperkirakan menambah pertumbuhan PDB nasional sebesar 0,12 persen serta mendorong investasi sebesar 0,38 persen.
ICA-CEPA juga mengatur transparansi regulasi, perlindungan investasi, serta penguatan kerja sama di bidang UMKM, lokapasar digital, hak kekayaan intelektual, dan perdagangan berkelanjutan.

Kerja sama pertahanan
Selain CEPA, Indonesia dan Kanada menandatangani nota kesepahaman di bidang pertahanan. Kesepakatan tersebut melengkapi perjanjian yang telah ditandatangani pada Agustus 2025 lalu, sekaligus membuka jalan bagi partisipasi Kanada dalam latihan gabungan Super Garuda Shield, pelaksanaan dialog pertahanan reguler, dan penguatan industri militer jangka panjang.
Presiden Prabowo menegaskan pentingnya kerja sama pertahanan kedua negara, terutama dalam pengembangan sumber daya manusia.
“Nota Kesepahaman tentang Kerja Sama Pertahanan, kami menghargai ini. Kami menghargai hubungan kami dengan Kanada. Kami ingin mengirim lebih banyak anak muda kami untuk belajar di sini, dilatih di sini, dan bekerja sama dalam bidang pertahanan di masa depan,” kata Presiden Prabowo menurut laporan resmi Kementerian Sekretariat RI .
Kesepakatan lain yang diteken adalah nota kesepahaman antara Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) dan Business Council of Canada (BCC). Meski bersifat business-to-business, MoU ini diharapkan dapat memperkuat hubungan antar pelaku usaha dan memperluas jejaring dagang kedua negara, sejalan dengan tujuan CEPA.
“Kami mempelajari 9 ribu halaman dokumen perjanjian, ya itu benar, kami begadang semalaman. Tapi bagaimanapun, kami ada di sini untuk menyaksikan dan menandatangani perjanjian besar ini. Jadi saya sangat bangga, saya sangat beruntung menjadi Presiden Indonesia yang membawa ini kembali ke Indonesia,” tegas Kepala Negara.
Kunjungan Presiden Prabowo ke Kanada kali ini dipandang strategis, karena menghasilkan kesepakatan konkret yang memperkuat pondasi hubungan bilateral di bidang perdagangan, dan pertahanan.