China kecam Inggris atas 'tuduhan-tuduhan fiktif' setelah klaim MI5
Menteri Keamanan Inggris telah memperingatkan tentang "ancaman spionase China" setelah badan intelijen negara itu, MI5, mengeluarkan peringatan spionase kepada parlemen.
China mengecam Inggris, mengatakan 'sudah saatnya menghentikan tuduhan-tuduhan khayalan dan proyeksi yang keliru,' setelah badan intelijen Inggris MI5 mengeluarkan peringatan tentang 'ancaman spionase China'.
Juru bicara kementerian luar negeri China, Mao Ning, mengatakan dalam sebuah konferensi pers pada Rabu bahwa Beijing 'tidak pernah mencampuri urusan dalam negeri negara lain dan sama sekali tidak berkepentingan pada 'intelijen' Parlemen Inggris,' menurut transkrip konferensi tersebut.
Menteri Keamanan Inggris, Dan Jarvis, pada Selasa memperingatkan tentang 'ancaman spionase China' yang mengganggu demokrasi Inggris setelah badan intelijen negara tersebut, MI5, mengeluarkan peringatan spionase kepada parlemen.
Ia mengklaim bahwa Beijing berupaya menghubungi anggota parlemen dan sejawat (peers) untuk mendapatkan informasi sensitif tentang parlemen.
'Hal ini merupakan kelanjutan dari pola kegiatan yang telah kami lihat dari China, dengan operasi siber oleh aktor yang terkait negara China menargetkan email parlemen pada 2021, upaya campur tangan asing oleh Christine Lee pada 2022, dan kasus-kasus lain yang lebih baru,' ujarnya.
Jarvis mencatat bahwa pemerintah akan mengambil semua langkah yang diperlukan untuk melindungi kepentingan nasional, warga negara, dan cara hidup demokratis, termasuk dengan bekerja sama dengan sekutu dan mitra.
Namun, menteri keamanan menyatakan pemerintah belum memutuskan apakah China akan dimasukkan bersama Rusia dan Iran dalam Tingkat Ditingkatkan Skema Pendaftaran Pengaruh Asing (FIRS), yang mengharuskan pendaftaran pengaturan untuk melaksanakan kegiatan pengaruh politik di Inggris atas nama kekuatan asing.