Türkiye dan Indonesia peringati 75 tahun hubungan, Dubes Türkiye: berkembang pesat ke arah yang baik

Türkiye dan Indonesia merayakan 75 tahun hubungan diplomatik di Jakarta, dengan kedua negara menyoroti kerja sama yang lebih dalam setelah kunjungan tingkat tinggi masing-masing kepala negara baru-baru ini dan penandatanganan 16 kesepakatan baru.

By
Talip Kucukcan, Duta Besar Türkiye untuk Indonesia pada acara 75 tahun hubungan diplomatik di Museum Tekstil Jakarta. (Foto: IG/talipkucukcan)

Türkiye dan Indonesia menegaskan kembali kemitraan mereka yang semakin erat saat kedua negara merayakan 75 tahun hubungan diplomatik di Museum Tekstil Jakarta pada hari Selasa. Acara ini tidak hanya menyoroti pesatnya perluasan kerja sama bilateral, tetapi juga akar sejarah yang mendalam yang menghubungkan kedua masyarakat.

Duta Besar Türkiye untuk Indonesia, Talip Kucukcan, mengatakan peringatan ini menandai momen penting dalam hubungan panjang kedua negara. "Hubungan antara Türkiye dan Indonesia memiliki akar sejarah yang sangat dalam. Tentu saja, saat ini, hubungan kami juga membaik dengan cukup cepat," ujarnya, seperti dikutip ANTARA.

Kucukcan mengenang bahwa Ankara menunjuk duta besar pertamanya untuk Jakarta pada tahun 1957, sebuah langkah yang mengawali perluasan kerja sama selama beberapa dekade di berbagai sektor politik, ekonomi, budaya, dan pertahanan. 

"Berkembang pesat ke arah yang lebih baik."

Hubungan kedua negara semakin erat tahun ini melalui kunjungan tingkat tinggi timbal balik: Presiden Recep Tayyip Erdogan berkunjung ke Indonesia pada bulan Februari, disusul dengan kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Türkiye pada bulan April.

Kunjungan-kunjungan ini menghasilkan penandatanganan 16 perjanjian kerja sama, yang mencakup bidang-bidang seperti pendidikan, sains, kesehatan, industri, dan pertahanan. Hubungan antara kedua negara "berkembang pesat ke arah yang lebih baik." tambah dubes Türkiye tersebut.

Kucukcan mencatat bahwa dengan perkembangan ini, Türkiye dan Indonesia telah memasuki "tingkat tertinggi hubungan diplomatik mereka" sejak menjalin hubungan formal 75 tahun yang lalu.

Duta Besar menekankan bahwa kemajuan diplomatik harus diperkuat melalui pertukaran budaya. Pada upacara peringatan tersebut, Kedutaan Besar Türkiye dan otoritas Jakarta meresmikan sebuah plakat peringatan—sebuah tindakan yang digambarkan Kucukcan sebagai bagian dari upaya yang lebih luas untuk membina hubungan antar masyarakat.

Melihat kerja sama di masa mendatang, ia menjelaskan bahwa Kedutaan Besar Türkiye di Jakarta sedang mempersiapkan sebuah buklet sejarah berjudul "Sejarah Dokumenter Hubungan antara Türkiye dan Indonesia." 

Publikasi ini akan dipamerkan di Museum Sejarah Nasional. Selain itu, kedutaan berencana untuk memamerkan koleksi tekstil di Museum Tekstil untuk menyoroti persimpangan budaya kedua negara. Ia berharap kolaborasi akan terus meluas, terutama di bidang pendidikan, kesehatan, dan pariwisata.

Lokasi acara ini juga memiliki makna historis. 

Mochamad Miftahulloh Tamary, Kepala Dinas Kebudayaan Jakarta, mengatakan bahwa Museum Tekstil dulunya merupakan Kantor Konsuler Kesultanan Utsmaniyah dan kediaman Konsul Kehormatan di Batavia pada abad ke-19. 

"Plakat yang dipasang hari ini mengingatkan kita bahwa bangunan ini dulunya merupakan Kantor Konsuler Kesultanan Utsmaniyah dan Kediaman Konsul Kehormatan di Batavia pada abad ke-19," ujarnya, seperti dilansir RRI.

Ia menambahkan bahwa lokasi tersebut mencerminkan hubungan yang jauh lebih tua, bahkan sebelum hubungan diplomatik modern diresmikan pada tahun 1950. "Sejarah bangunan ini mencerminkan bagaimana budaya, diplomasi, dan sejarah saling terkait," pungkas Tamary.