Indonesia–AS perkuat kemitraan dagang dan percepat investasi baru

Indonesia dan Amerika Serikat menyiapkan sejumlah kesepakatan strategis untuk menyeimbangkan perdagangan dan mempercepat proyek investasi baru, termasuk energi dan hilirisasi.

By
Airlangga Hartarto dalam forum 13th US–Indonesia Investment Summit 2025.

Pemerintah kembali menegaskan komitmennya untuk memperkuat iklim investasi serta meningkatkan kepercayaan pelaku usaha internasional, khususnya dengan Amerika Serikat sebagai salah satu mitra strategis utama. Dalam forum 13th US–Indonesia Investment Summit 2025, Menko Perekonomian Airlangga Hartarto menekankan pentingnya kolaborasi erat guna menghadapi tantangan berusaha dan memanfaatkan peluang pertumbuhan ekonomi nasional.

Airlangga menilai persepsi mengenai kompleksitas berbisnis di Indonesia terus dijawab melalui reformasi berkelanjutan, kepastian kebijakan, serta kemitraan kuat antara pemerintah dan sektor swasta. Stabilitas ekonomi nasional disebut menjadi modal penting yang memungkinkan Indonesia tampil semakin kompetitif sebagai tujuan investasi.

Data nasional menunjukkan ekspor Indonesia ke AS mencapai USD26,4 miliar, sementara impor dari AS berada pada kisaran US$12 miliar. Untuk menyeimbangkan defisit perdagangan tersebut, kedua negara tengah memfinalisasi paket kesepakatan komersial strategis, di antaranya rencana impor energi dari AS senilai US$15 miliar serta pembelian produk pertanian sebesar US$4,5 miliar.

Selain itu, kerja sama strategis di sektor energi turut menjadi sorotan. Pemerintah berharap proyek Carbon Capture and Storage (CCS) yang dikembangkan bersama Exxon dapat segera direalisasikan sebagai bagian dari komitmen transisi energi dan upaya pengurangan emisi karbon. Airlangga juga menyinggung peresmian proyek kilang senilai US$4 miliar di Cilegon oleh Presiden Prabowo Subianto, yang dinilai menjadi tonggak penting dalam memperkuat hilirisasi dan kemandirian industri nasional.

Pemerintah memastikan proses negosiasi lanjutan dengan Amerika Serikat masih berlangsung dan diharapkan dapat segera menghasilkan perjanjian kerja sama baru yang membuka peluang investasi lebih luas bagi kedua negara. Di tengah ketidakpastian global, Airlangga menekankan bahwa Indonesia masih mampu mempertahankan pertumbuhan ekonomi sebesar 5 persen pada kuartal ketiga dan konsisten menjaga rata-rata pertumbuhan serupa dalam tujuh tahun terakhir.

Pemerintah juga menyampaikan apresiasi atas dukungan internasional terhadap program transformasi strategis Danantara, sebuah inisiatif prioritas nasional yang bertujuan mentransformasi BUMN menuju model pengelolaan ala sovereign wealth fund. Transformasi ini dipandang sebagai langkah penting untuk memperkuat struktur ekonomi Indonesia.

Sejalan dengan itu, proses aksesi Indonesia menuju keanggotaan OECD terus menunjukkan perkembangan positif. Pemerintah menjalin komunikasi intensif dengan Sekretaris Jenderal OECD serta negara-negara anggota. Dengan keselarasan nilai dan prinsip kebijakan yang semakin kuat, Indonesia optimistis dapat mencapai status keanggotaan pada 2027.

Acara tersebut turut dihadiri perwakilan Kedutaan Besar AS, US Chamber of Commerce, AmCham Indonesia, serta pejabat Kemenko Perekonomian dan Deputi Bidang Koordinasi Perniagaan dan Ekonomi Digital.