BISNIS DAN TEKNOLOGI
2 menit membaca
Kanada buka peluang kerja sama teknologi penyimpanan karbon dengan Indonesia
Pemerintah Kanada menyatakan siap mendukung Indonesia dalam pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon untuk mempercepat transisi menuju energi bersih.
Kanada buka peluang kerja sama teknologi penyimpanan karbon dengan Indonesia
Indonesia tegaskan komitmen kembangkan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (CCS) di forum IICCS 2023. Foto: ICCSC
11 November 2025

Kanada menawarkan kerja sama dengan Indonesia dalam pengembangan teknologi penangkapan dan penyimpanan karbon (Carbon Capture and Storage atau CCS) guna membantu upaya nasional menuju energi bersih dan rendah emisi.

Duta Besar Kanada untuk Indonesia, Jess Dutton, mengatakan bahwa negaranya memiliki pengalaman panjang dalam pengembangan CCS dan siap membagikan pengetahuan tersebut kepada Indonesia. Kanada, menurutnya, menjadi salah satu dari lima negara dengan proyek CCS terbanyak di dunia, dengan delapan proyek aktif yang telah berjalan.

“Indonesia memiliki ketertarikan besar terhadap teknologi CCS, dan kami melihat banyak potensi untuk bekerja sama dalam penelitian, investasi, dan pengembangan proyek di masa depan,” ujar Dutton dalam wawancara di Jakarta, Senin (10/11).

Ia menjelaskan bahwa Kanada tengah berupaya menekan emisi karbon dari sektor energi tanpa mengorbankan keberlangsungan ekonomi. Salah satu strategi yang ditempuh adalah dengan mengoptimalkan teknologi penyimpanan karbon yang dinilai lebih ramah lingkungan dan sesuai dengan karakter geologi negaranya.

Menurut Dutton, meski kondisi geologi Indonesia berbeda dengan Kanada, kedua negara sama-sama memiliki potensi besar dalam penerapan CCS maupun Carbon Capture Utilization and Storage (CCUS). Ia juga menilai peluang kerja sama bisa diperluas melalui investasi lintas sektor dan kemitraan dengan lembaga internasional.

Teknologi CCS dan CCUS menjadi bagian penting dari strategi Indonesia dalam mencapai target Net Zero Emission (NZE) pada 2060. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menilai penyimpanan karbon berperan besar dalam menekan emisi dari industri yang sulit dikurangi, seperti semen, baja, dan petrokimia.

Indonesia diketahui memiliki potensi penyimpanan karbon yang melimpah, mencapai lebih dari 570 gigaton, termasuk di lapangan minyak dan gas yang telah habis serta di akuifer asin. Dengan potensi tersebut, Indonesia berpeluang menjadi salah satu pusat pengembangan teknologi penyimpanan karbon terbesar di kawasan Asia.

TerkaitTRT Indonesia - PLTS terapung Cirata tandai transformasi energi bersih Indonesia
SUMBER:TRT Indonesia & Agensi
Jelajahi
Turkcell, investasi $3 miliar Google di Türkiye diperkirakan akan mendorong kesepakatan: Yilmaz
Pertamina temukan cadangan migas 724 juta barrel di Riau
Pemerintah rencanakan pajak ekspor emas hingga 15 persen mulai 2026
Indonesia–AS perkuat kemitraan dagang dan percepat investasi baru
Jutaan pengguna terdampak saat X alami gangguan global besar-besaran
Pertamina catat lonjakan permintaan BBM, siapkan impor untuk penuhi kebutuhan pasar
Fitch naikkan peringkat sejumlah bank Türkiye
Siapakah sebenarnya yang menemukan Air Terjun Victoria, salah satu air terjun terbesar di dunia?
Iklan judi online bidik pengguna Meta di Indonesia meski telah dilarang pemerintah
Polandia siap perkuat kerja sama ekonomi dan investasi dengan Indonesia
Blue Origin sukses selamatkan booster roket raksasa pembawa misi Mars NASA
WIKA tagih KCIC Rp5,01 triliun, sengketa proyek kereta cepat masih dalam arbitrase
Indonesia selidiki dugaan kontaminasi radioaktif pada sepatu ekspor yang dikembalikan dari AS
‘Dewi kekayaan’: Inggris penjarakan penipu bitcoin lebih dari 11 tahun
AS mencapai lebih dari 10.000 penundaan penerbangan dalam hari terburuk gangguan sejak penutupan dimulai
Ilmuwan China kembangkan sistem satelit yang bisa memberi tenaga presisi untuk senjata luar angkasa
Cadangan devisa RI naik jadi US$149,9 miliar, ketahanan ekonomi makin kuat
Elon Musk kantongi kesepakatan gaji US$1 triliun, selangkah lagi jadi triliuner pertama dunia
CEO Nvidia sebut China akan 'memenangkan balapan AI'
Tarif Trump hadapi sorotan skeptis di Mahkamah Agung AS