Indonesia mencatat langkah baru dalam transisi energi terbarukan dengan beroperasinya Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata di Waduk Cirata, Jawa Barat. Proyek berkapasitas 145 MW AC atau sekitar 192 MWp ini dinobatkan sebagai yang terbesar di Asia Tenggara, sekaligus menjadi komitmen pemerintah mendorong bauran energi baru terbarukan.
PLTS Cirata merupakan hasil kolaborasi lintas negara antara PT PLN Nusantara Power melalui unit usahanya, Pembangkitan Jawa Bali Masdar Solar Energi (PMSE), dengan perusahaan energi terbarukan Masdar dari Uni Emirat Arab.
Kolaborasi ini memadukan keahlian lokal dan global untuk mempercepat pemanfaatan energi hijau di Tanah Air. “Kami memadukan sumber daya terbaik untuk mempercepat transisi energi terbarukan di Indonesia,” ujar Presiden Direktur PMSE, Dimas Kaharudin, kepada kantor berita nasional Indonesia.
Pemilihan Waduk Cirata sebagai lokasi proyek dinilai strategis karena dekat dengan PLTA Cirata berkapasitas 1.008 MW, sehingga mampu menopang stabilitas jaringan listrik Jawa–Madura–Bali. Proyek ini hanya memanfaatkan sekitar empat persen dari total luas waduk, namun sesuai regulasi, kapasitasnya dapat diperluas hingga 20 persen jika dinilai aman bagi infrastruktur bendungan.
Transisi energi bersih
PLTS ini mengadopsi panel surya berlapis kaca ganda berkapasitas hingga 560 Watt Peak, tahan terhadap korosi dan guncangan, serta ditopang floater berbahan plastik daur ulang yang ditambatkan dengan jangkar beton 12 ton.
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat PLTS Terapung Cirata mampu menghasilkan energi sekitar 245 GWh per tahun dan berkontribusi pada pengurangan emisi karbon sebesar 210 ribu ton CO₂ per tahun.
Keberhasilan Cirata juga mendorong optimisme investor untuk memperluas portofolio energi surya di Indonesia. PLN Nusantara Power telah menyiapkan PT Nusantara Renewables guna mengembangkan proyek serupa di Jawa Timur, Sumatra, dan Kalimantan.
Pemerintah mencatat potensi energi surya terapung di Indonesia mencapai lebih dari 89 GW di 293 lokasi, termasuk di 257 bendungan Kementerian PUPR dan 36 danau besar. Sejumlah proyek baru, seperti PLTS Terapung Saguling, Singkarak, dan Karangkates dengan total kapasitas 210 MW, saat ini memasuki tahap pra-konstruksi.
Dengan harga listrik kompetitif sekitar Rp900 per kWh, PLTS Cirata menunjukkan bahwa energi terbarukan bisa diakses dengan biaya ekonomis sekaligus berkontribusi pada target bauran EBT 23 persen pada 2025. Lebih dari sekadar pembangkit listrik, proyek ini menjadi simbol inovasi dan bukti bahwa Indonesia mampu menjadi pelopor energi bersih di kawasan Asia Tenggara.
