PMI kirim lebih dari 100 ton bantuan ke korban banjir dan longsor di Sumatera
PMI mengirim lebih dari 100 ton bantuan kemanusiaan lewat Kapal Kalla Lines untuk korban banjir dan longsor di 3 provinsi di Sumatera, termasuk logistik, pangan, dan layanan air bersih.
Palang Merah Indonesia (PMI) melepas lebih dari 100 ton bantuan kemanusiaan menuju wilayah terdampak banjir dan longsor di Sumatera melalui pengiriman laut menggunakan Kapal Kemanusiaan PMI–Kalla Lines.
Kapal berangkat dari Terminal IKT Domestik, Pelabuhan Tanjung Priok, pada Sabtu pagi.
Pengiriman ini mencakup berbagai kebutuhan mendesak untuk mendukung pemulihan warga, mulai dari perlengkapan kebersihan, paket logistik keluarga, hingga bahan pangan. Dalam muatan tersebut turut disertakan 10.000 kompor dan regulator, 50.000 sarung, 10.000 bungkus mie instan, 10.000 karung beras ukuran 5 kilogram, serta 17.500 set pakaian baru.
Sebagian besar barang merupakan hasil donasi lembaga, perusahaan, dan individu yang memberikan dukungan bagi masyarakat yang kehilangan tempat tinggal maupun akses kebutuhan dasar.
Prosesi pelepasan bantuan dihadiri Ketua Bidang Penanggulangan Bencana PMI Pusat, Asmawi Syam, bersama sejumlah perwakilan donatur.
“Hari ini kita menunjukkan bahwa solidaritas kemanusiaan masih sangat kuat di Indonesia. Bantuan lebih dari 100 ton ini adalah wujud kepedulian berbagai pihak untuk meringankan beban saudara-saudara kita di Sumatera dan Aceh,” ujar Asmawi.
Selain bantuan logistik, pengiriman juga dilengkapi dukungan layanan air bersih. PMI menugaskan truk tangki air dan Relawan Tim Air dan Sanitasi yang akan mengoperasikan distribusi air bersih di sejumlah titik pengungsian serta permukiman terdampak.
Kapal kemanusiaan tersebut dijadwalkan menempuh perjalanan sekitar tiga hari dan akan singgah di tiga pelabuhan utama—Medan, Banda Aceh, dan Lhokseumawe—sebelum bantuan diteruskan ke daerah-daerah dengan dampak bencana paling berat.
PMI menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang telah berkontribusi. Menurut lembaga tersebut, besarnya dukungan publik dan perusahaan memberikan dorongan signifikan bagi percepatan pemulihan masyarakat di wilayah bencana.
200 helikopter baru
Di hari yang sama, Presiden Prabowo Subianto mengatakan pemerintah berencana membeli 200 helikopter pada 2026 untuk kebutuhan pertahanan dan penanganan bencana, menyusul banjir dan longsor yang telah menewaskan lebih 950 orang.
Ia menekankan pentingnya kesiapsiagaan mengingat posisi Indonesia di Cincin Api Pasifik, “Kita baru saja menerima lima helikopter baru minggu ini, dan pengadaan 200 helikopter akan dimulai Januari,” katanya.
Prabowo menambahkan bahwa pemerintah telah mengerahkan 50 helikopter untuk bantuan dan pencarian korban di wilayah terdampak, Ia juga telah mengerahkan tim SAR gabungan dari polri, TNI dan BASARNAS serta lembaga-lembaga lain yang ikut serta dalam misi kemanusiaan ini.
Menurut data terbaru Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) total korban tewas hingga Senin (8/12) mencapai 950 jiwa, 5.000 orang mengalami luka dan 274 orang masih hilang.
Tim SAR gabungan menambah personel dan peralatan untuk memperluas area pencarian, terutama di daerah-daerah yang baru dapat dijangkau setelah akses darat dibuka kembali.