Layanan listrik di Aceh Tamiang belum kembali normal setelah banjir besar menerjang wilayah tersebut. Di beberapa titik pusat Kecamatan Kuala Simpang, sebagian rumah, ruko, dan perkantoran mulai terlihat kembali terang. Namun di banyak permukiman, kondisi malam hari tetap gelap total.
Dengan listrik yang belum kembali, warga yang mengungsi di tenda-tenda di tepi jalan memilih menyalakan api menggunakan potongan kayu dan papan sisa bangunan yang rusak dihantam banjir. Beberapa rumah dan kedai juga menyalakan lampu darurat atau generator portabel sebagai alternatif penerangan.
Situasi serupa terlihat hingga perbatasan Aceh Tamiang–Kota Langsa, di mana sebagian besar wilayah kota juga masih mengalami pemadaman.
Pemerintah daerah mengonfirmasi bahwa pemadaman listrik masih terjadi di sebagian besar kecamatan. Kabag Protokol dan Komunikasi Pimpinan Setda Aceh Tamiang, Zuwan Fakhri, mengatakan pihaknya telah meminta PLN mempercepat proses pemulihan.
Pemulihan sistem listrik terkendala
Upaya pemulihan sistem tenaga listrik di Aceh juga menghadapi banyak tantangan. Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan permintaan maaf karena target pemulihan 93 persen pada akhir pekan lalu belum dapat tercapai. Ia menjelaskan bahwa kerusakan akibat longsor dan banjir membuat perbaikan membutuhkan waktu lebih lama.
Di Aceh Tamiang, kondisi darurat terus berlanjut. Banyak wilayah masih tanpa listrik dan jaringan komunikasi terputus, membuat warga kesulitan mengisi daya ponsel.
Di tengah upaya pemulihan yang masih berlangsung, ribuan warga Aceh Tamiang mengandalkan sumber energi darurat untuk melewati malam yang masih gelap. Pemerintah daerah menyatakan koordinasi dengan PLN masih berjalan untuk menghidupkan seluruh jaringan dalam waktu secepat mungkin.
