WHO dan Menkes nyatakan wabah polio di Indonesia berakhir setelah kampanye vaksinasi intensif
WHO resmi mengakhiri status wabah polio di Indonesia setelah hampir tiga tahun upaya penanggulangan. Pemerintah menegaskan pentingnya menjaga cakupan imunisasi agar kasus tidak kembali muncul.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan wabah polio di Indonesia telah resmi berakhir, setelah hampir tiga tahun upaya penanganan intensif.
Indonesia sebelumnya dinyatakan bebas polio pada 2014. Namun delapan tahun kemudian, kasus kembali terdeteksi di Aceh, dipicu rendahnya cakupan imunisasi rutin dan kondisi lingkungan yang kurang mendukung. Pada 2021, hanya sekitar setengah bayi di provinsi tersebut yang mendapat vaksin polio.
Pejabat kesehatan menjelaskan bahwa tingkat vaksinasi di Aceh merupakan yang terendah di Indonesia, diperparah oleh disinformasi yang mengaitkan vaksin dengan isu keagamaan. Di saat bersamaan, pemerintah sedang memprioritaskan program vaksinasi COVID-19.
Dalam dua tahun berikutnya, kasus polio muncul di sejumlah provinsi lain seperti Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Maluku Utara, Papua Tengah, Papua Pegunungan, dan Papua Selatan. Kondisi itu mendorong dilaksanakannya kampanye imunisasi massal dan penyebaran informasi kesehatan secara luas. Total hampir 60 juta dosis vaksin tambahan diberikan kepada anak-anak.
Kasus terakhir terkonfirmasi pada Juni 2024 di Papua Selatan. Sejak saat itu, tidak ada lagi temuan virus polio, baik pada anak-anak maupun sampel lingkungan. Situasi inilah yang membuat WHO resmi menutup status wabah pada Rabu lalu.
Dalam pernyataan bersama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menyebut keberhasilan tersebut sebagai hasil kerja keras tenaga kesehatan serta dukungan orang tua dan masyarakat. Direktur WHO Kawasan Pasifik Barat, Saia Ma’u Piukala, menyebut capaian Indonesia sebagai langkah penting menuju pemberantasan polio global, namun menegaskan perlunya kewaspadaan berkelanjutan.
Piukala mengingatkan bahwa 38 negara di kawasan perlu tetap waspada, seraya menegaskan vaksinasi sebagai kunci perlindungan hingga polio benar-benar hilang.
Upaya lanjutan untuk menjaga Indonesia bebas polio
Menanggapi keberhasilan ini, pemerintah menegaskan komitmen menjaga Indonesia tetap bebas polio melalui penguatan imunisasi rutin, peningkatan surveilans, kerja sama lintas sektor, serta dukungan komunitas. Sadikin menekankan bahwa masih ada celah cakupan imunisasi di beberapa wilayah sehingga kewaspadaan tetap diperlukan.
Selama respons penanganan, Indonesia menjalankan dua putaran imunisasi nasional menggunakan vaksin polio oral tipe 2 serta meningkatkan cakupan imunisasi rutin. Jumlah anak yang menerima dosis kedua vaksin polio inaktif naik dari 63 persen pada 2023 menjadi 73 persen tahun lalu, didukung penggunaan vaksin heksavalen yang mengurangi jumlah suntikan dan mempercepat pembentukan kekebalan.
Perwakilan UNICEF di Indonesia, Maniza Zaman, menyatakan bahwa keberhasilan ini menunjukkan apa yang dapat dicapai ketika masyarakat, tenaga kesehatan, dan mitra bekerja bersama. Ia menekankan pentingnya menjaga momentum agar setiap anak memperoleh imunisasi lengkap dan terlindungi dari polio serta penyakit yang dapat dicegah dengan vaksin.