KBRI Phnom Penh fasilitasi pemulangan pemuda bandung yang terlibat sindikat penipuan daring Kamboja

KBRI Phnom Penh memfasilitasi pemulangan pemuda asal Bandung, RNF, yang ditipu soal bermain sepak bola yang dipekerjakan di sebuah sindikat penipuan daring di Kamboja. RNF datang sendiri ke KBRI setelah sempat dilaporkan hilang oleh keluarganya.

By
WNI yang bekerja di pusat penipuan di Myanmar timur berjalan ke ruang tunggu saat tiba di Indonesia.

Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Phnom Penh memfasilitasi pemulangan seorang warga negara Indonesia asal Kabupaten Bandung, Jawa Barat, setelah ia memutuskan keluar dari jaringan penipuan online tempatnya bekerja di Kamboja.

WNI berinisial RNF itu sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya. Kasus ini mulai mendapat perhatian publik setelah beredar kabar di media sosial bahwa RNF semula menerima tawaran menjadi pemain sepak bola di Medan, namun tanpa kejelasan kemudian ditemukan berada di Kamboja.

Menurut keterangan tertulis yang diterima dari KBRI Phnom Penh pada Rabu, laporan pertama dari pihak keluarga masuk pada 10 November 2025 melalui hotline Perlindungan WNI.

Minimnya data awal membuat proses penelusuran keberadaan RNF berjalan lambat.

Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa RNF mendapatkan informasi lowongan kerja melalui media sosial dan mengikuti proses rekrutmen tanpa adanya tekanan. Ia juga mengetahui sejak awal bahwa pekerjaan tersebut berada di Kamboja, namun tidak memberi tahu keluarganya.

Selama bekerja di Sihanoukville, RNF tidak mengalami kekerasan fisik. Berdasarkan temuan tersebut, KBRI menyimpulkan bahwa RNF tidak memenuhi kriteria sebagai korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO).

Saat ini, KBRI Phnom Penh sedang mengurus kelengkapan dokumen perjalanan RNF serta berkoordinasi dengan otoritas setempat agar proses pemulangannya bisa segera dilakukan.

KBRI mengimbau warga Indonesia untuk lebih berhati-hati terhadap tawaran kerja luar negeri yang terdengar terlalu menjanjikan, terutama yang menawarkan gaji tinggi dengan persyaratan minim. 

Masyarakat juga diminta untuk memverifikasi informasi sebelum menyebarkannya dan mengandalkan sumber resmi untuk memperoleh perkembangan terbaru mengenai situasi di Kamboja.