Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) memperluas langkah diplomasi kreatif dengan menjajaki kolaborasi jangka panjang bersama Korea Creative Content Agency (KOCCA). Upaya ini difokuskan pada penguatan business matchmaking antara pelaku industri kreatif kedua negara, terutama di subsektor musik yang menjadi salah satu prioritas nasional.
Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, menegaskan bahwa kemitraan ini tidak hanya bersifat seremonial, melainkan diarahkan untuk menciptakan kerja sama berkelanjutan yang memberikan dampak nyata bagi ekosistem kreatif Indonesia.
“Kami ingin memastikan kolaborasi dengan KOCCA berkembang menjadi kemitraan strategis yang saling menguntungkan dan berorientasi hasil, khususnya dalam memperkuat subsektor musik,” ujar Irene dalam pertemuan dengan perwakilan KOCCA di Jakarta, dalam keterangan resmi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif.
Menurut Irene, musik merupakan salah satu dari tujuh subsektor prioritas ekonomi kreatif Indonesia, yang memiliki potensi besar untuk mendorong nilai tambah ekonomi berkelanjutan melalui konser dan kerja sama lintas negara. Ia menilai kolaborasi dengan KOCCA dapat membuka pasar baru, memperluas jejaring kreatif, serta meningkatkan daya saing talenta lokal di tingkat global.
Kolaborasi jangka panjang
Selain dengan KOCCA, Irene juga menerima audiensi dua perusahaan hiburan besar Asia, Quan Entertainment (Korea Selatan) dan Spherix Entertainment (Malaysia), guna menjajaki peluang kolaborasi strategis di sektor hiburan. Keduanya dikenal sebagai penghubung utama pasar Asia Tenggara dan industri hiburan Korea, termasuk dalam program populer seperti Running Man.
“Kami tidak menginginkan kerja sama yang sesaat. Fokus kami adalah membangun kemitraan jangka panjang yang memungkinkan kedua industri tumbuh bersama secara berkelanjutan,” tegas Irene.
Ia menjelaskan, bentuk kolaborasi tidak hanya sebatas pertukaran artis, tetapi juga meliputi pengembangan hak kekayaan intelektual (IP) bersama, yang dapat memperkuat posisi kreator Indonesia di pasar global. Irene juga mengusulkan penggabungan unsur budaya Indonesia, seperti batik ke dalam pertunjukan K-pop sebagai simbol persahabatan lintas budaya.
Diplomasi Kreatif
Direktur Regional KOCCA Indonesia, Lee Gi Haun, menyampaikan optimismenya terhadap rencana penyelenggaraan konser K-Life and K-Live yang dijadwalkan berlangsung di Indonesia pada awal 2026.
KOCCA merupakan lembaga pemerintah Korea Selatan di bawah Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata, yang bertanggung jawab mengembangkan industri konten kreatif seperti musik, animasi, gim, komik, hingga karakter IP. KOCCA Indonesia berdiri sejak 2016 dan berperan sebagai penghubung strategis antara pelaku industri Korea dan mitra Asia Tenggara.
Kemenparekraf menilai kolaborasi dengan KOCCA dan pelaku industri hiburan Korea merupakan bagian dari diplomasi budaya yang efektif untuk memperkuat posisi Indonesia dalam rantai industri kreatif global. Indonesia berharap dapat menciptakan dampak ekonomi berkelanjutan serta memperluas peluang kerja sama lintas sektor.
