China dan Korea Utara telah berjanji untuk meningkatkan koordinasi multilateral dan melawan apa yang mereka sebut sebagai “unilateralisme, hegemoni, dan politik kekuasaan,” dengan tekad untuk melindungi kepentingan bersama mereka serta mempertahankan “keadilan dan kejujuran” internasional.
Kesepakatan ini diumumkan pada hari Minggu setelah pembicaraan di Beijing antara Menteri Luar Negeri China Wang Yi dan mitranya dari Korea Utara, Choe Son-hui, yang sedang melakukan kunjungan empat hari ke China atas undangan Wang.
Wang menggambarkan situasi internasional saat ini sebagai “bergejolak dan rumit,” dengan menuduh “perilaku intimidasi oleh negara-negara kuat” sebagai penyebab ketidakstabilan tatanan global.
Ia menyatakan bahwa Beijing akan memperdalam koordinasi dengan Pyongyang baik di forum regional maupun internasional untuk menentang segala bentuk hegemoni, sambil memperkuat kerja sama dalam tata kelola domestik dan “perjuangan sosialis” masing-masing negara.
“Tatanan dunia yang lebih adil dan setara”
Choe menegaskan pernyataan tersebut, dengan mengatakan bahwa Korea Utara berkomitmen untuk bekerja sama dengan China untuk “bersama-sama melawan unilateralisme dan politik kekuasaan serta mempromosikan tatanan dunia yang lebih adil dan setara.”
Kedua pihak juga bertukar pandangan tentang hubungan bilateral dan isu-isu regional, menurut pernyataan dari Beijing.
Kunjungan ini menandai kunjungan pertama Choe ke China sejak ia menjadi menteri luar negeri pada Juni 2022, sekaligus pertemuan tatap muka pertamanya dengan Wang. Hal ini mengikuti kunjungan pemimpin Korea Utara Kim Jong-un awal bulan ini untuk menghadiri parade militer China pada 3 September, di mana ia juga bertemu dengan Presiden China Xi Jinping.
Kunjungan Choe berlangsung menjelang persiapan Pyongyang untuk parade militer besar pada 10 Oktober guna memperingati ulang tahun ke-80 Partai Buruh Korea yang berkuasa.
China dan Korea Utara, yang telah menjalin hubungan diplomatik selama 76 tahun, terus mempertahankan hubungan politik dan ekonomi yang erat. Perdagangan antara kedua negara melebihi $2 miliar pada tahun 2023.
