Mantan Presiden Korea Selatan, Yoon Suk-yeol, kembali tidak hadir untuk ketiga kalinya secara berturut-turut dalam sidang terkait hukum darurat militer yang sedang berlangsung pada hari Selasa, menurut laporan media lokal.
Pengadilan Distrik Pusat Seoul melanjutkan sidang tanpa kehadiran Yoon, seperti dilaporkan oleh Kantor Berita Yonhap. Tim pengacaranya menyebut alasan kesehatan sebagai penyebab ketidakhadirannya, alasan yang sama yang diberikan untuk ketidakhadirannya pada sesi hari Jumat lalu.
Yoon menghadapi tuduhan melanggar hak anggota kabinet selama deklarasi darurat militer pada Desember 2024, memalsukan dokumen resmi, dan menghalangi penyelidik yang berusaha menahannya pada bulan berikutnya.
Tuduhan pemberontakan
Yoon juga sedang diadili secara terpisah atas tuduhan pemberontakan, di mana ia dituduh memimpin upaya kudeta melalui deklarasi darurat militer pada 3 Desember 2024.
Yoon belum pernah hadir di pengadilan sejak Juli, ketika ia ditangkap untuk kedua kalinya, dengan alasan kondisi kesehatannya yang memburuk.
Hari Senin menandai absennya yang ke-15 secara berturut-turut dari sidang tersebut.
Mantan pemimpin konservatif yang sebelumnya dikenal dengan sikap kerasnya terhadap keamanan dan korupsi ini membantah semua tuduhan dan mengklaim bahwa dakwaan tersebut bermotif politik.








