Evakuasi penyelamatan tujuh pekerja yang terjebak di tambang bawah tanah Grasberg, Tembagapura, Mimika, masih berlangsung dengan penuh tantangan.
PT Freeport Indonesia bersama Tim Tanggap Darurat (ERG) berupaya keras mengevakuasi para pekerja yang terjebak sejak Senin malam, ketika aliran material basah membanjiri terowongan tambang Grasberg Block Cave (GBC).
Kapolsek Tembagapura, Inspektur Satu Firman, menjelaskan pada Kamis, bahwa upaya evakuasi menghadapi hambatan serius akibat lumpur yang terus mengalir ke dalam terowongan.
“Alat berat sulit masuk karena begitu diangkat, lumpur langsung bergerak maju. Material masih sangat banyak,” katanya kepada kantor berita nasional Antara News.
Upaya membuka akses
Manajemen Freeport kini menggali jalur alternatif untuk menyalurkan logistik sekaligus mencoba membangun komunikasi dengan para pekerja yang terjebak. Namun kondisi mereka masih belum bisa dipastikan.
Wakil Presiden Komunikasi Perusahaan PT Freeport Indonesia, Katri Krisnati, menegaskan bahwa komunikasi dengan para pekerja belum bisa terjalin sejak insiden terjadi.
“Kami menghentikan sementara operasi tambang bawah tanah dan memusatkan semua sumber daya untuk menyelamatkan tujuh pekerja kontraktor yang masih belum bisa dijangkau akibat peristiwa aliran material di Grasberg Block Cave,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, pada Jumat mengatakan tim penyelamat telah berhasil membuka dua terowongan baru menuju lokasi awal para pekerja. Proses ini diperkirakan memakan waktu sekitar 30 jam. Namun, saat terowongan dibuka, pekerja tidak ditemukan di titik yang diperkirakan.
PT Freeport Indonesia menghentikan sementara seluruh aktivitas di tambang bawah tanah Grasberg.
Selain itu, pihak perusahaan disebut tetap menjaga komunikasi intensif dengan keluarga para korban, sambil memastikan seluruh sumber daya diarahkan untuk penyelamatan tujuh pekerja kontraktor tersebut.
