AS telah meminta Israel untuk bertanggung jawab membersihkan puing besar yang tersisa di seluruh Gaza setelah lebih dari dua tahun serangan genosida terhadap kantong tersebut, termasuk kerusakan yang disebabkan oleh serangan udara dan buldoser lapis baja, lapor harian Israel Yedioth Ahronoth pada hari Kamis.
Surat kabar itu, mengutip seorang sumber politik senior, mengatakan Israel telah menyetujui permintaan AS "untuk saat ini," tetapi akan memulai dengan membersihkan puing di satu lingkungan percontohan di Rafah.
Menurut laporan itu, Washington mengharapkan Israel pada akhirnya akan menyingkirkan reruntuhan di seluruh kantong tersebut, sebuah tugas yang bisa memakan waktu bertahun-tahun dan menelan biaya lebih dari $1 miliar.
Aktor-aktor Arab dan internasional sejauh ini menolak membiayai upaya pembersihan puing, tulis surat kabar itu.
Gaza terkubur di bawah sekitar 68 juta ton puing, lapor The Wall Street Journal minggu ini, mengutip kerusakan luas di seluruh wilayah kantong itu.
Program Pembangunan PBB memperkirakan reruntuhan itu berbobot sebanyak 186 Gedung Empire State.
Perang genosida Israel di Gaza telah menewaskan lebih dari 70,300 orang dan melukai lebih dari 171,000 sejak Oktober 2023, menurut otoritas kesehatan Palestina. Gencatan senjata yang mulai berlaku pada Oktober tahun ini tidak menghentikan serangan.














