ASIA
3 menit membaca
Pertanian sumbang 14,35 persen PDB, produksi beras Indonesia tekan harga global ke rekor terendah
Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan kembali menunjukkan ketahanannya di tengah tekanan ekonomi global. Berdasarkan data terbaru BPS yang dirilis 5 November 2025, sektor ini menyumbang 14,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto.
Pertanian sumbang 14,35 persen PDB, produksi beras Indonesia tekan harga global ke rekor terendah
Pemandangan dari udara memperlihatkan sawah padi selama musim tanam padi di Lhoknga, Provinsi Aceh pada tanggal 28 Oktober 2025. / AFP / AFP
6 November 2025

Indonesia dinilai berperan penting dalam menstabilkan harga beras dunia, setelah peningkatan produksi nasional berhasil menurunkan harga global dari sekitar $650 per ton menjadi $371 per ton, menurut Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Andi Amran Sulaiman, pada Rabu.

Dalam pernyataannya, Amran menegaskan bahwa pencapaian tersebut merupakan hasil kerja keras para petani serta kebijakan langsung Presiden Prabowo Subianto yang menargetkan kemandirian pangan nasional. “Indonesia telah berkontribusi menurunkan harga pangan global. Ini berkat peningkatan produksi dan upaya menjaga stabilitas harga secara berkelanjutan,” ujarnya dikutip oleh kantor berita Antara News.

Amran menjelaskan bahwa penguatan produksi beras domestik tidak hanya memenuhi kebutuhan konsumsi nasional, tetapi juga memperbesar Cadangan Beras Pemerintah (CBP) yang kini mencapai 3,8 juta ton. Indonesia mengumumkan penghentian impor pada Desember 2024, harga internasional turun ke kisaran $455–514 per ton.

Penurunan ini juga tercermin dalam FAO All Rice Price Index (FARPI), yang turun 1,2 persen pada Desember 2024 menjadi 119,2 poin, dan semakin rendah pada September 2025, di angka 100,9 poin menjadi posisi terendah sejak 2023.

Menurut proyeksi Badan Pusat Statistik (BPS), produksi beras Indonesia pada 2025 akan mencapai 34,77 juta ton, meningkat signifikan dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 30,62 juta ton. Kenaikan tersebut menghasilkan surplus sekitar 4,15 juta ton, menandai peningkatan tertinggi dalam beberapa tahun terakhir.

PDB sektor pertanian

Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan kembali menunjukkan ketahanannya di tengah tekanan ekonomi global. Berdasarkan data terbaru BPS yang dirilis 5 November 2025, sektor ini menyumbang 14,35 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada kuartal III-2025, naik dari 13,83 persen pada kuartal sebelumnya.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyebut capaian tersebut sebagai bukti bahwa pertanian kini bukan sekadar penyedia pangan, tetapi juga motor penggerak ekonomi rakyat. “Kita tidak boleh berhenti pada menanam dan panen. Pertanian harus memberi nilai tambah. Karena itu, kita dorong hilirisasi dan ekspor agar petani menikmati hasil yang lebih besar,” ujarnya dalam keterangan di Jakarta.

Nilai PDB sektor pertanian pada periode tersebut mencapai Rp869,4 triliun, naik dari Rp822,6 triliun pada kuartal II-2025. Secara kuartalan, sektor ini tumbuh 3,32 persen dari kuartal ke kuartal, 4,93 persen dari tahun ke tahun, dan 5,37 persen secara kumulatif.

Secara spasial, pertumbuhan ekonomi di Sulawesi (5,84 persen), Jawa (5,17 persen), dan Sumatera (4,90 persen) menunjukkan peran besar wilayah sentra pangan terhadap stabilitas ekonomi nasional. Sementara dari sisi perdagangan luar negeri, ekspor barang dan jasa tumbuh 9,91 persen dari tahun ke tahun, didorong oleh peningkatan hilirisasi serta daya saing komoditas ekspor seperti sawit, kopi, dan hortikultura.

Dengan kontribusi besar terhadap PDB dan dampak langsung terhadap kesejahteraan petani, sektor pertanian kini menjadi pilar utama ekonomi Indonesia dengan ketahanan pangan dan ekonomi.

TerkaitTRT Indonesia - Surplus perdagangan Indonesia naik melampaui ekspektasi pasar, catat $33,48 miliar hingga September

SUMBER:TRT Indonesia