Neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus $33,48 miliar sepanjang periode Januari hingga September 2025, atau naik $11,30 miliar dibanding dengan periode yang sama tahun lalu, menurut data resmi yang dirilis oleh Badan Pusat Statistik (BPS) pada hari Senin.
Menurut data BPS, Indonesia mencatat surplus perdagangan sebesar $4,34 miliar pada bulan September, lebih rendah dari perkiraan ekonom dalam jajak pendapat Reuters sebesar $4,79 miliar.
Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS RI, Pudji Ismartini dalam jumpa pers menyampaikan bahwa neraca perdagangan barang Indonesia mengalami surplus, baik ekspor maupun impor melampaui ekspektasi pasar.
Impor naik 7,17 persen year-on-year menjadi $20,34 miliar, melampaui proyeksi kenaikan 1%, sementara ekspor meningkat 11,41% menjadi $24,68 miliar, lebih tinggi dari perkiraan kenaikan 7,72%.
”Dengan demikian, Indonesia telah mencatatkan surplus selama 65 bulan berturut-turut sejak Mei 2020.” ungkap Pudji. Pudji menambahkan bahwa surplus tersebut terutama ditopang oleh surplus non migas sebesar $47,20 miliar, sementara komoditas migas masih mencatat defisit $13,71 miliar.
BPS akan mengumumkan angka inflasi Oktober dan data ekonomi penting lainnya pada hari Senin nanti.







