PERANG GAZA
2 menit membaca
Dua anak diselamatkan dari reruntuhan setelah badai menyebabkan atap runtuh di Gaza
Hujan dan angin yang tak henti-henti telah mengubah tempat penampungan pengungsi menjadi perangkap kematian, memperburuk krisis kemanusiaan di Gaza setelah dua tahun genosida.
Dua anak diselamatkan dari reruntuhan setelah badai menyebabkan atap runtuh di Gaza
Cuaca badai sangat membahayakan ratusan ribu warga pengungsi yang tinggal di bangunan rusak dan tenda-tenda usang di Gaza. / AA
sehari yang lalu

Enam warga Palestina, termasuk dua anak, diselamatkan dalam keadaan hidup pada Rabu setelah sebuah bangunan roboh sebagian selama badai hebat di Gaza utara, menurut Badan Pertahanan Sipil Gaza.

Runtuhnya terjadi ketika atap bagian atas dari sebuah bangunan tiga lantai ambruk di kamp pengungsian Shati, di barat Kota Gaza, di tengah sistem tekanan rendah yang kuat yang telah menerjang enklave itu sejak Senin.

Tim penyelamat menarik korban dari bawah reruntuhan, dan semua dilaporkan berada dalam kondisi stabil.

Badai memperdalam risiko bagi keluarga pengungsi

Hujan deras, angin kencang, dan badai petir telah melanda Gaza selama beberapa hari, menimbulkan bahaya akut bagi ratusan ribu penduduk yang mengungsi yang tinggal di tenda yang sudah rusak atau bangunan yang mengalami kerusakan struktural.

Banyak tempat penampungan telah melemah akibat serangan udara Israel yang berulang sejak Oktober 2023.

Penyelamatan terbaru mengikuti insiden mematikan lain pada Selasa, ketika satu warga Palestina tewas dan beberapa lainnya terluka setelah hujan memicu runtuh sebagian sebuah bangunan di Kota Gaza.

Pejabat Badan Pertahanan Sipil mengatakan sedikitnya 14 orang tewas dalam satu badai musim dingin hanya pada minggu lalu.

Lebih dari 53.000 tenda pengungsian dilaporkan terendam sebagian atau seluruhnya, robek diterjang angin, atau tersapu arus deras, sementara sedikitnya 13 bangunan runtuh di seluruh wilayah.

Krisis kemanusiaan yang bertambah parah

Badan-badan bantuan memperingatkan bahwa cuaca musim dingin memperbesar keadaan darurat kemanusiaan yang sudah parah di Gaza, di mana kebutuhan dasar seperti tempat tinggal, bahan pemanas, dan perbaikan bangunan tetap langka.

Sejak Oktober 2023, perang genosida Israel terhadap Gaza telah menewaskan hampir 70.700 warga Palestina—kebanyakan perempuan dan anak-anak—dan melukai lebih dari 171.000 lainnya, menurut otoritas kesehatan setempat, meninggalkan sebagian besar enklave itu dalam reruntuhan dan rentan terhadap bencana lebih lanjut seiring berlanjutnya badai.

SUMBER:TRT World and Agencies