Upaya pencarian tujuh pekerja PT Freeport Indonesia yang terjebak di tambang bawah tanah Grasberg Block Cave sejak 8 September mulai menemukan titik terang. Pada hari Sabtu pagi, tim evakuasi berhasil menemukan dua jenazah di lokasi kejadian.
Kedua korban yang bekerja sebagai teknisi kelistrikan itu langsung diterbangkan ke kampung halaman masing-masing menggunakan pesawat Airfast dari Bandara Mozes Kilangin Timika pada pukul 19.36 waktu setempat.
Presiden Direktur PT Freeport Indonesia Tony Wenas dalam keterangannya menyampaikan belasungkawa mendalam. “Atas nama perusahaan dan pribadi, saya menyampaikan belasungkawa sedalam-dalamnya kepada keluarga yang ditinggalkan. PT Freeport Indonesia akan terus mendampingi dan memberikan dukungan penuh kepada keluarga di masa sulit ini.”
Tantangan evakuasi
Menurut keterangan Kepala Polres Mimika AKBP Billyandha Hildiario Budiman, proses identifikasi dilakukan tim medis bersama aparat kepolisian. Sementara itu, Vice President Corporate Communications Freeport Katri Krisnati menegaskan perusahaan telah mengerahkan kemampuan terbaik untuk menemukan lima pekerja lain yang masih hilang.
Sejak awal, upaya penyelamatan menghadapi risiko tinggi akibat terjangan material basah dalam jumlah besar, fenomena yang disebut perusahaan belum pernah terjadi sebelumnya. Kondisi ini membuat operasi evakuasi menjadi kompleks.
Tim gabungan yang terdiri dari aparat kepolisian, Badan Penanggulangan Bencana Daerah, Kantor SAR Mimika, serta Inspektur Tambang Kementerian ESDM mengerahkan alat berat, bor, hingga drone untuk mencari korban. Lubang vertikal juga tengah dibuat menuju area yang diduga menjadi lokasi para pekerja, yakni di level servis.
Akibat insiden ini, Freeport menghentikan sementara operasi di blok produksi utama Grasberg, salah satu tambang tembaga terbesar di dunia. Namun, menurut pejabat Kementerian ESDM Tri Winarno, sejumlah site kecil tetap beroperasi.
Selain lima pekerja asal Indonesia, tujuh korban yang terjebak juga termasuk seorang warga negara Cile dan Afrika Selatan.