DUNIA
2 menit membaca
Doctors Without Borders desak RSF izinkan warga sipil mengungsi saat kekerasan meningkat di Sudan
PBB melaporkan hampir 37.000 orang telah melarikan diri dari lima wilayah di timur Darfur setelah pasukan paramiliter merebut benteng terakhir militer Sudan.
Doctors Without Borders desak RSF izinkan warga sipil mengungsi saat kekerasan meningkat di Sudan
Konflik ini telah menewaskan 20.000 orang dan menyebabkan lebih dari 15 juta orang mengungsi. / Reuters
10 jam yang lalu

Organisasi Doctors Without Borders (Médecins Sans Frontières / MSF) menyerukan kepada pasukan paramiliter Rapid Support Forces (RSF) dan kelompok bersenjata sekutunya untuk segera mengizinkan warga sipil meninggalkan kota Al Fasher di Sudan, karena situasi di ibu kota Darfur Utara semakin memburuk dan pelanggaran terhadap warga terus meningkat.

“Kami mendesak RSF dan kelompok bersenjata sekutu mereka untuk tidak melibatkan warga sipil dan membiarkan mereka mengungsi dari El Fasher,” kata Michel Olivier Lacharite, kepala penanganan darurat MSF, dalam pernyataan yang diunggah di akun resmi organisasi itu di X pada Minggu.

Ia juga meminta negara-negara anggota quad — Amerika Serikat, Arab Saudi, Uni Emirat Arab, dan Mesir — untuk menggunakan pengaruh mereka “menghentikan pertumpahan darah” di kota tersebut.

MSF menyatakan tengah memantau situasi dengan cermat dan memperingatkan bahwa komunitas internasional “tidak bisa menutup mata” terhadap krisis kemanusiaan yang semakin parah di Al Fasher.

Upaya mediasi internasional gagal akhiri konflik

Puluhan ribu warga sipil Sudan telah meninggalkan kota dan desa di wilayah luas di timur Darfur, kata Perserikatan Bangsa-Bangsa, lebih dari seminggu setelah pasukan paramiliter menguasai kota Al Fasher.

Badan migrasi PBB dalam pernyataannya pada Minggu malam mengatakan sekitar 36.825 orang telah mengungsi dari lima wilayah di Kordofan Utara — wilayah yang berjarak beberapa ratus kilometer di timur Darfur — setelah RSF merebut benteng terakhir militer Sudan di daerah itu pekan lalu.

Pada 26 Oktober, RSF mengambil alih kendali kota Al Fasher di negara bagian Darfur Utara dan melakukan pembantaian terhadap warga sipil, menurut laporan organisasi lokal dan internasional. Penguasaan kota itu memicu kekhawatiran akan semakin menguatnya pembagian wilayah Sudan secara geografis.

Sejak 15 April 2023, tentara Sudan dan RSF terjebak dalam perang yang belum berhasil diakhiri meski berbagai upaya mediasi regional dan internasional telah dilakukan.

Konflik tersebut telah menewaskan sekitar 20.000 orang dan membuat lebih dari 15 juta lainnya mengungsi atau kehilangan tempat tinggal, menurut laporan PBB dan sumber lokal.

SUMBER:TRT World & Agencies