PT PAL Indonesia memperkenalkan kapal selam otonom pertama buatan dalam negeri, KSOT, dalam perayaan HUT ke-80 TNI pada 5 Oktober 2025. Kapal selam ini menjadi tonggak penting dalam upaya Indonesia meningkatkan kemandirian di bidang pertahanan maritim.
Kapal selam otonom KSOT dirancang untuk memperkuat sistem pertahanan bawah laut Indonesia. Dilengkapi dengan teknologi kecerdasan buatan (AI), KSOT mampu beroperasi secara mandiri dalam misi pengawasan dan serangan. Kapal selam ini dapat beroperasi selama 72 jam di bawah permukaan laut dan dikendalikan dari jarak jauh melalui frekuensi radio atau satelit hingga sejauh 320 kilometer.
Menurut Kaharuddin Djenod, CEO PT PAL Indonesia, KSOT membuktikan kemampuan insinyur Indonesia dalam mengembangkan teknologi pertahanan canggih. “Inovasi ini sejajar dengan produk pertahanan unggulan lainnya sebagai simbol kepercayaan dan kebanggaan nasional terhadap alutsista buatan dalam negeri,” ujar Djenod.
Varian dan kemampuan operasional
KSOT dikembangkan dalam beberapa varian, termasuk pengintaian, serangan satu arah (kamikaze), dan varian bersenjata yang mampu membawa torpedo Black Shark atau rudal Exocet. Sistem komunikasi dan kontrol KSOT dapat diintegrasikan dengan pusat komando di kapal perang TNI AL, pangkalan laut, dan markas darat, memperkuat operasi jaringan angkatan laut Indonesia.
PT PAL juga memamerkan pusat komando bergerak kapal selam otonom (ASCC) yang memungkinkan pengendalian misi secara real-time, meningkatkan fleksibilitas dan responsivitas operasi pertahanan maritim.
Komitmen terhadap kemandirian industri pertahanan
Pengembangan KSOT merupakan bagian dari komitmen jangka panjang PT PAL Indonesia untuk memperkuat infrastruktur pertahanan nasional melalui inovasi dan teknologi lokal. Djenod menekankan, “KSOT bukan hanya pencapaian teknologi, tetapi juga solusi pertahanan maritim yang memberikan manfaat langsung bagi rakyat Indonesia,”.
Dengan diperkenalkannya KSOT, Indonesia menunjukkan keseriusannya dalam membangun sistem pertahanan maritim modern dan mandiri, sekaligus memperkuat posisi strategisnya di kawasan Asia Tenggara.