Pakistan mengatakan bahwa meskipun siap memberikan kontribusi terhadap kemungkinan pengiriman pasukan stabilisasi internasional di Gaza, mereka 'tidak siap' untuk melucuti senjata kelompok perlawanan Palestina, Hamas.
'Jika tujuan pengiriman pasukan stabilisasi internasional di Palestina adalah untuk melucuti senjata Hamas, maka kami tidak siap untuk itu; itu bukan tugas kami,' kata Ishaq Dar, wakil perdana menteri dan menteri luar negeri, kepada wartawan di Islamabad, seraya menambahkan: 'Itu adalah tugas aparat penegak hukum Palestina.'
Ia mengatakan jika tujuan pasukan tersebut adalah menjaga perdamaian, maka Islamabad 'pasti' siap untuk berkontribusi.
'Perdana menteri (Shehbaz Sharif) telah setuju secara prinsip bahwa kami juga akan mengirim pasukan, tetapi kami akan memutuskan hanya setelah mengetahui apa ruang lingkup tugas, ketentuan tindakan, dan mandatnya,' tambahnya.

Dar mengatakan ia hadir pada pembicaraan awal ketika isu pasukan stabilisasi dibahas, dan Indonesia menawarkan 20.000 tentara.
'Namun menurut informasi saya, jika itu akan mencakup pelucutan senjata terhadap Hamas, maka bahkan rekan sejawat saya dari Indonesia secara informal telah menyatakan keraguannya,' kata Dar.
Awal bulan ini, Dewan Keamanan PBB mengesahkan resolusi yang disusun AS untuk membentuk dewan transisi perdamaian baru dan memberi wewenang kepada pasukan stabilisasi internasional untuk mengawasi pemerintahan, rekonstruksi, dan upaya keamanan di Gaza.
Resolusi itu menyatakan bahwa keberadaan dewan dan ISF (pasukan stabilisasi) 'yang diberi wewenang oleh resolusi ini akan tetap diberi wewenang hingga 31 Desember 2027, dengan tunduk pada tindakan lebih lanjut oleh Dewan Keamanan, setiap otorisasi ulang ISF berikutnya harus dilakukan dengan kerja sama dan koordinasi penuh dengan Mesir dan Israel serta negara anggota lain yang terus bekerja dengan ISF.'
















