Presiden Republik Indonesia Prabowo Subianto meresmikan pabrik petrokimia terintegrasi milik PT Lotte Chemical Indonesia (LCI) di Cilegon, Banten, pada Kamis. Fasilitas senilai $3,9 miliar (sekitar Rp62 triliun) ini menandai babak baru dalam upaya pemerintah memperkuat industri hilirisasi migas nasional dan mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku kimia.
Dalam sambutannya, Presiden Prabowo menyampaikan apresiasi kepada Lotte Group atas kepercayaannya berinvestasi di Indonesia. Ia menilai proyek ini sebagai simbol kepercayaan global terhadap stabilitas ekonomi nasional.
“Hari ini, Lotte, salah satu perusahaan terbesar di dunia, menanamkan investasi sekitar Rp65 triliun di Indonesia. Ini adalah kepercayaan besar dan tanggung jawab bagi kita semua. Kita wajib menjaga, melindungi, dan memastikan proyek ini memberi manfaat bagi rakyat,” ujar Presiden.
Presiden Prabowo menekankan bahwa investasi asing seperti yang dilakukan Lotte Group memiliki peran penting dalam mendorong pembangunan nasional dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
“Kehormatan kita adalah menjadi mitra yang bisa dipercaya. Mereka datang, membawa modal dan teknologi yang diperoleh dengan kerja keras, dan kita harus memastikan investasi itu memberi manfaat bagi bangsa,” ucapnya.
Sektor industri kimia
Proyek (New Ethylene Project) ini merupakan pembangunan kompleks naphtha cracker pertama di Indonesia setelah hampir tiga dekade. Dirancang sejak tahun 2016, proyek tersebut sempat tertunda selama lima tahun sebelum kembali dilanjutkan pada 2022 dengan terobosan kebijakan yang dilakukan oleh Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bahlil Lahadalia.
“Proyek ini terbesar di Asia Tenggara, bahkan melampaui fasilitas Lotte di Malaysia,” jelas Bahlil. Ia menambahkan, dengan nilai investasi mencapai sekitar Rp63–64 triliun, pabrik ini akan memproduksi etilena, propilena, dan berbagai produk turunan penting bagi industri nasional.
Menurut Bahlil, fasilitas ini akan memproduksi sekitar $2 miliar nilai produk petrokimia per tahun, terdiri dari 70 persen substitusi impor dan 30 persen untuk ekspor, sehingga mampu memperkuat neraca perdagangan Indonesia di sektor industri kimia. Pabrik ini juga memberikan dampak ekonomi langsung melalui penciptaan sekitar 40 ribu lapangan kerja, baik selama masa konstruksi maupun dalam fase operasionalnya.
Produk yang dihasilkan dari pabrik ini berasal dari bahan baku naphta yang diproses menjadi berbagai komponen penting seperti bahan plastik, kabel listrik, hingga suku cadang otomotif.
Chairman Lotte Group Shin Dong-bin menegaskan bahwa proyek ini menjadi simbol kemitraan strategis antara Korea Selatan dan Indonesia.
“Investasi ini melambangkan hubungan erat kedua negara dan menjadi fondasi penting dalam memperkuat daya saing industri petrokimia Indonesia,” ungkapnya.
Bagi pemerintah Indonesia, keberhasilan proyek ini menjadi arah kebijakan Asta Cita yang menempatkan hilirisasi sebagai pilar utama pembangunan ekonomi nasional dalam mengolah sumber daya alamnya menjadi nilai tambah ekonomi yang berkelanjutan.










