POLITIK
2 menit membaca
Trump dan Xi di Busan, janji redakan ketegangan perdagangan dan dukung perdamaian dunia
Presiden AS dan China mengadakan pembicaraan langka di Korea Selatan, mengutarakan kemajuan dalam perdagangan dan kerja sama atas isu-isu global, termasuk Gaza dan stabilitas regional.
Trump dan Xi di Busan, janji redakan ketegangan perdagangan dan dukung perdamaian dunia
Trump dan Xi berjabat tangan saat pembicaraan dimulai. / AP
18 jam yang lalu

Presiden Amerika Serikat, Donald Trump, bertemu dengan Presiden China, Xi Jinping, di kota pelabuhan Busan, Korea Selatan, untuk membahas upaya meredakan ketegangan perdagangan dan memperkuat hubungan bilateral.

Pada awal pertemuan hari Kamis, Trump mengisyaratkan bahwa kesepakatan dagang dapat segera ditandatangani.

“Kita bisa menandatangani kesepakatan dagang hari ini,” katanya kepada wartawan sebelum pembicaraan dimulai.

Presiden China menyatakan bahwa “perkembangan China berjalan seiring dengan visi untuk membuat Amerika kembali hebat,” sambil menekankan bahwa kedua negara “harus menjadi mitra dan teman.”

“Inilah yang diajarkan sejarah kepada kita dan apa yang dituntut oleh realitas,” tambahnya.

Xi memuji “konsensus dasar” dan “kemajuan yang menggembirakan” yang dicapai kedua belah pihak dalam negosiasi perdagangan, dengan mengatakan bahwa hal ini memberikan kondisi yang diperlukan untuk pertemuan mereka.

“Tuan Presiden, saya siap bekerja sama dengan Anda untuk membangun fondasi yang kokoh bagi hubungan AS-China,” katanya.

Perdamaian dunia

Xi juga memuji Trump atas antusiasmenya dalam “menyelesaikan berbagai isu panas regional” dan menyoroti “kontribusi besar” pemimpin AS tersebut dalam kesepakatan gencatan senjata Gaza baru-baru ini serta kesepakatan damai dalam sengketa perbatasan antara Kamboja dan Thailand.

“Dunia saat ini dihadapkan pada banyak masalah sulit. China dan AS dapat bersama-sama memikul tanggung jawab kita sebagai negara besar dan bekerja sama untuk mencapai hal-hal besar dan konkret demi kebaikan kedua negara kita dan seluruh dunia,” katanya.

Trump menyebut Xi sebagai “negosiator tangguh” tetapi juga “pemimpin hebat dari negara besar.”

“Saya pikir kita akan memiliki hubungan yang fantastis untuk waktu yang lama, dan merupakan kehormatan memiliki Anda bersama kami,” kata Trump, menggambarkan pertemuan itu sebagai “sangat produktif dan positif.”

Xi mengatakan bahwa adalah “normal” bagi dua ekonomi terbesar dunia untuk memiliki “gesekan sesekali,” seraya menambahkan bahwa kedua belah pihak harus “mempertahankan persahabatan dan kerja sama.”

Dia menegaskan kembali bahwa China dan Amerika Serikat dapat “bersama-sama memikul tanggung jawab kita sebagai negara besar dan bekerja sama untuk mencapai lebih banyak hal besar dan konkret demi kebaikan kedua negara kita dan seluruh dunia.”

SUMBER:TRT World & Agencies
Jelajahi
New York memilih, kebangkitan Zohran Mamdani menjadi momen politik paling penting di Amerika
Trump, PM Jepang Takaichi tandai kesepakatan pasokan mineral kritis dan tanah jarang
AS menahan jurnalis muslim Inggris Sami Hamdi atas desakan 'lobi pro-Israel'
Trump hadiri KTT ASEAN di Malaysia, pertama sejak 2017
ASEAN mendesak Myanmar untuk mengakhiri 'kekerasan yang tidak terbedakan,' menegaskan kembali rencana perdamaian lima poin
ICC tegaskan yurisdiksi dalam kasus Duterte meski Filipina keluar dari Statuta Roma
PM baru Jepang berjanji terapkan kebijakan fiskal "agresif", akan tingkatkan pengeluaran pertahanan
Jeffrey Sachs: Saatnya untuk PBB 2.0 yang mencerminkan realitas Dunia Selatan
Timor Leste akan resmi jadi anggota ke-11 ASEAN akhir pekan ini, menandai tonggak bersejarah
GCC dan Rusia: Memperdalam hubungan di Timur Tengah yang multipolar
Indonesia dan Brasil bangun kemitraan strategis baru senilai Rp83 triliun
Dari perang narkoba ke perebutan kekuasaan — Sejauh mana Trump akan melangkah di Karibia?
Bagaimana Türkiye buka jalan gencatan rapuh Pakistan-Afghanistan menuju perdamaian terstruktur
Inisiatif China soal pemerintahan global selaras dengan visi Türkiye untuk tatanan dunia baru
Pemilihan Presiden TRNC menandai persimpangan antara visi federasi dan visi dua negara
Mantan Presiden Korea Selatan Yoon melewatkan sidang ketiga berturut-turut dalam persidangan hukum militer