Pemerintahan Presiden AS Donald Trump menolak keras pengumuman Afrika Selatan bahwa Amerika Serikat menghentikan boikot terhadap KTT G20 akhir pekan ini di Johannesburg, dengan mengatakan tidak ada pejabat AS yang akan ikut serta dalam pembicaraan.
Presiden Cyril Ramaphosa sebelumnya pada hari Kamis menggambarkan pembalikan keputusan di menit-menit terakhir oleh pemerintahan Trump.
Gedung Putih mengatakan pada hari Kamis bahwa duta besar AS akan hadir tetapi hanya untuk upacara serah terima, karena tahun depan Amerika Serikat akan menjadi tuan rumah pertemuan negara-negara berpengaruh secara ekonomi itu, di sebuah klub golf milik Trump di Florida.
"Amerika Serikat tidak berpartisipasi dalam pembicaraan resmi di G20 di Afrika Selatan," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt kepada wartawan.
"Saya melihat presiden Afrika Selatan sedikit melontarkan komentar terhadap Amerika Serikat dan presiden Amerika Serikat tadi, dan ujaran itu tidak dihargai oleh presiden atau timnya," tambahnya.
Ramaphosa sebelumnya mengatakan bahwa Amerika Serikat mengalami "perubahan pikiran tentang berpartisipasi dalam satu bentuk atau bentuk lain, dalam KTT tersebut."
Ramaphosa mengatakan perubahan sikap yang diduga itu merupakan "tanda positif".
"Semua negara ada di sini, dan Amerika Serikat, ekonomi terbesar di dunia, perlu berada di sini," katanya.
Pernyataan Ramaphosa disampaikan meskipun kedutaan besar AS di Pretoria mengirimkan pemberitahuan bahwa mereka tidak akan hadir.
Dalam pesan akhir pekan itu, kedutaan mengatakan prioritas G20 Afrika Selatan "bertentangan dengan pandangan kebijakan AS dan kami tidak dapat mendukung konsensus atas dokumen apa pun yang dinegosiasikan di bawah kepresidenan Anda."
Agenda termasuk meningkatkan keberlanjutan utang bagi negara berpendapatan rendah, membiayai "transisi energi yang adil" dan memanfaatkan "mineral penting untuk pertumbuhan inklusif dan pembangunan berkelanjutan".
Trump menarik AS dari pertemuan dunia
Kelompok 20 mewakili sekitar 85 persen ekonomi global, dengan KTT-nya menjadi pertemuan utama para pemimpin dunia sejak krisis ekonomi 2008.
Trump awalnya setuju mengirim Wakil Presiden JD Vance sebelum kemudian memutuskan tak akan ikut berpartisipasi.
KTT G20 ini adalah pertemuan internasional besar terbaru yang diabaikan oleh Amerika Serikat di bawah pemerintahan Trump.
Amerika Serikat juga menjauhi pembicaraan iklim COP30 yang sedang berlangsung di Brasil, dengan Trump malah membela bahan bakar fosil dan menolak konsensus ilmiah tentang kenaikan suhu planet.
Sejak kembali ke Gedung Putih pada bulan Januari, Trump telah memperlakukan Afrika Selatan dengan keras, seringkali memanfaatkan komentar sayap kanan di internet.
Trump mengulangi klaim yang sudah dibantah bahwa orang kulit putih Afrikaans secara sistematis "dibunuh dan disembelih" di negara itu, yang memang memiliki tingkat kekerasan yang tinggi.
Pemerintahan Trump juga mengusir duta besar Afrika Selatan setelah ia menuduh Trump melakukan rasisme.
Trump memberlakukan tarif perdagangan 30 persen terhadap Afrika Selatan, tertinggi di sub-Sahara Afrika.
Terlepas dari boikot Trump, perusahaan-perusahaan AS tetap terwakili di acara terpisah Business 20 (B20) yang berakhir di Johannesburg pada hari Kamis.
Kepala Kamar Dagang AS, Suzanne Clark, berterima kasih kepada Afrika Selatan karena mendorong "kolaborasi nyata antar negara G20 selama masa perubahan cepat" selama masa kepresidenannya.
"Kamar Dagang AS akan menggunakan kepemimpinan B20 kami untuk mendorong kerja sama internasional," kata Clark.
Amerika Serikat memiliki kepentingan bisnis yang signifikan di Afrika Selatan dengan lebih dari 600 perusahaan AS beroperasi di sana, menurut kedutaan besar Afrika Selatan di Washington.




















