Pemerintah Indonesia memastikan bahwa sembilan warga negara Indonesia, seluruhnya pekerja rumah tangga perempuan, menjadi korban jiwa dalam kebakaran hebat yang melanda kompleks apartemen Wang Fuk Court di distrik Tai Po, Hong Kong. Data ini dikonfirmasi setelah proses identifikasi dilakukan bersama otoritas setempat.
Kementerian Luar Negeri menyebutkan temuan tersebut didasarkan pada laporan resmi Hong Kong Police Force (HKPF) yang dirilis pada Minggu. Selain sembilan korban meninggal, tiga WNI lainnya terluka, dua di antaranya masih dirawat namun dalam kondisi stabil, sementara satu orang telah kembali ke rumah majikan setelah menyelesaikan perawatan.
Hingga Minggu siang, jumlah korban tewas mencapai 146 orang, sementara 79 lainnya terluka dan dirawat di 15 rumah sakit. Polisi Hong Kong telah menahan 11 orang yang diduga terkait penyebab tragedi tersebut dengan tuduhan manslaughter.
Menurut data KJRI Hong Kong, terdapat sekitar 140 pekerja migran Indonesia yang bekerja di wilayah Wang Fuk Court. Dari jumlah tersebut, 61 orang telah berhasil dipastikan keberadaannya ,termasuk korban meninggal dan selamat sementara 79 lainnya masih dalam proses pelacakan dan verifikasi kondisi.
Posko darurat
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri, Yvonne Mewengkang, menyampaikan bahwa konsulat membentuk satuan tugas khusus untuk menangani koordinasi dengan keluarga korban di Indonesia.
Ia menjelaskan bahwa tim ini bertugas menyediakan informasi, memfasilitasi komunikasi, dan memandu keluarga dalam proses identifikasi maupun repatriasi jenazah. Sebagian korban telah teridentifikasi, namun beberapa lainnya memerlukan pembandingan DNA keluarga untuk mempercepat proses.
KJRI Hong Kong mengaktifkan posko darurat di kantor konsulat sejak malam kejadian untuk menampung laporan awal dan memberikan dukungan kepada WNI terdampak. Setelah memperoleh izin dari pemerintah Hong Kong, tim langsung turun ke area terdampak untuk melakukan verifikasi para pekerja Indonesia, sekaligus menyalurkan bantuan logistik seperti makanan, minuman, dan sanitary pack.
Direktorat PWNI telah membentuk tim Family Engagement untuk memberikan penjelasan kepada keluarga mengenai proses pemulangan jenazah dan penyelesaian hak-hak finansial para korban.
Dengan proses identifikasi yang masih berlangsung dan koordinasi lanjutan dengan otoritas setempat, jadwal pemulangan 9 jenazah WNI belum dapat dipastikan.














