DUNIA
2 menit membaca
Pilot global memperingatkan keselamatan terkait pengecualian aturan istirahat India untuk IndiGo
IndiGo, yang menguasai sekitar 65 persen pasar penerbangan domestik India, mengatakan bahwa mereka gagal merencanakan secara memadai untuk tenggat waktu 1 November untuk menerapkan aturan yang lebih ketat tentang penerbangan malam hari dan istirahat mingguan bagi pilot.
Pilot global memperingatkan keselamatan terkait pengecualian aturan istirahat India untuk IndiGo
Pesawat penumpang maskapai IndiGo melaju di apron di Bandara Internasional Chhatrapati Shivaji, Mumbai. / Arsip Reuters
9 Desember 2025

Keputusan India untuk melonggarkan aturan yang lebih ketat mengenai waktu istirahat pilot setelah gelombang pembatalan penerbangan oleh maskapai terbesar di negara itu sebaiknya dibatalkan karena efek merugikan dari kelelahan terhadap keselamatan, kata kepala kelompok serikat pilot global IFALPA.

IndiGo, yang menguasai sekitar 65 persen pasar penerbangan domestik India, mengatakan gagal merencanakan secara memadai tenggat 1 November untuk menerapkan aturan yang lebih ketat tentang penerbangan malam dan istirahat mingguan bagi pilot.

Perencanaan yang buruk mengakibatkan sedikitnya 2.000 pembatalan penerbangan bulan ini, membuat puluhan ribu penumpang terdampar, merusak rencana liburan dan pernikahan, serta memicu kemarahan yang meningkat tentang bagasi yang hilang.

Regulator penerbangan India pada hari Jumat memberikan pengecualian satu kali kepada IndiGo dari aturan tugas malam baru bagi pilot dan mencabut aturan yang melarang maskapai menghitung cuti pilot sebagai istirahat mingguan.

Kapten Ron Hay, presiden Federasi Asosiasi Pilot Maskapai Internasional (IFALPA) yang berbasis di Montreal, mengatakan pada hari Senin bahwa keputusan India untuk memberikan pengecualian terhadap aturan istirahat itu mengkhawatirkan karena tidak didasarkan pada bukti ilmiah.

"Kami diberitahu bahwa perubahan ini disebabkan masalah staf," katanya. "Ini mengkhawatirkan karena kelelahan jelas memengaruhi keselamatan."

Hay memperingatkan keputusan pemerintah itu juga dapat memperburuk masalah staf, mengingat kondisi kerja merupakan salah satu alasan pilot meninggalkan maskapai yang berbasis di negara tersebut.

Kementerian penerbangan sipil India tidak segera menanggapi permintaan komentar di luar jam kerja.

TerkaitTRT Indonesia - IndiGo batalkan 500 penerbangan setelah kegagalan perencanaan picu krisis operasional

Standar kelelahan pilot global

Komentar Hay muncul sementara IFALPA mendorong standar global yang lebih spesifik yang akan memerangi kelelahan pilot secara merata di berbagai wilayah, karena aviator di negara lain juga menolak pengecualian.

Di bawah standar global badan penerbangan PBB, setiap negara dapat menetapkan batas waktu tugasnya sendiri dengan menggunakan pengetahuan ilmiah dan pengalaman operasional.

Hasilnya masih ada perbedaan regional, dengan beberapa sistem yang paling kuat untuk mendorong istirahat pilot ditemukan di Eropa dan Amerika Serikat, kata Hay.

Di Kanada, Air Line Pilots Association mengatakan regulator negara itu telah mengusulkan pengecualian terhadap peraturan waktu tugas berbasis ilmu pengetahuan.

Sebagai contoh, salah satu pengecualian yang diusulkan oleh Transport Canada akan memungkinkan pilot bekerja hingga 23 hari berturut-turut daripada memiliki satu hari libur per minggu, kata Presiden ALPA Kanada Kapten Tim Perry dalam sebuah wawancara.

"Jika diadopsi, kami akan memiliki lebih banyak pilot yang kelelahan, lebih sering, dan dengan gejala kelelahan yang lebih buruk, semua demi mengorbankan keselamatan udara," katanya.

Transport Canada tidak segera menanggapi permintaan komentar.

SUMBER:Reuters