Presiden RI Prabowo Subianto telah mengarahkan Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk menyiapkan kontingen pasukan penjaga perdamaian untuk kemungkinan ditempatkan di Jalur Gaza, kantor berita Antara melaporkan.
Pengerahan TNI bergantung pada hasil KTT Perdamaian Gaza di Mesir yang juga dihadiri Prabowo pada hari ini, 13 Oktober, dan izin dari Dewan Keamanan PBB.
Menteri Sekretaris Negara Prasetyo Hadi mengumumkan arahan tersebut seusai pertemuan di kediaman pribadi Prabowo di Jakarta pada Minggu, yang dihadiri oleh Wakil Panglima TNI Jenderal Tandyo Budi Revita.
"Jika kesepakatan konstruktif tercapai, pengerahan pasukan bisa dilakukan. Jika perundingan menghasilkan hasil positif atau perdamaian, Indonesia dapat mengambil bagian dalam misi penjaga perdamaian," kata Hadi.

Pengarahan ini datang usai pidato Prabowo bulan lalu pada Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York soal kesiapan Indonesia untuk mengambil peran dalam perdamaian di Palestina dan konflik bersenjata lainnya di dunia.
“Jika diamanatkan oleh Dewan Keamanan dan Majelis Umum, Indonesia siap mengerahkan 20.000 atau lebih tentara untuk menjaga perdamaian di Gaza atau di tempat lain – di Ukraina, Sudan, atau Libya,” ujar Prabowo bulan lalu pada Sidang Majelis Umum PBB ke-80 di New York.
Prabowo telah berangkat ke Mesir dan akan hadiri serangkaian KTT Perdamaian Gaza yang dipimpin oleh Presiden AS Donald Trump dan Presiden Mesir Sisi. Pemimpin dari 20 negara baik dari kawasan maupun global juga akan hadir dalam KTT tersebut.
Turkiye yang juga hadir, adalah termasuk dalam negara yang mengambil peran penting dalam negosiasi perdamaian gencatan Gaza fase pertama pada 9 Oktober minggu lalu.
Presiden Prabowo menerima undangan tersebut pada 11 Oktober dan memilih hadir karena KTT ini merupakan bagian dari upaya diplomasi berkelanjutan yang diharapkan akan membantu tercapainya perdamaian di Palestina, tambah Hadi sebagaimana dikutip dari Antara.
Kehadiran Prabowo menggarisbawahi komitmen kuat Indonesia untuk mendukung inisiatif perdamaian internasional dan memperkuat peran diplomatiknya dalam menyelesaikan konflik.
