DUNIA
2 menit membaca
Kepala Komisi Islamofobia UE peringatkan normalisasi narasi anti-muslim
Koordinator Komisi Eropa untuk memerangi kebencian anti-Muslim mengatakan bahwa narasi anti-Muslim merugikan Eropa.
Kepala Komisi Islamofobia UE peringatkan normalisasi narasi anti-muslim
Negara-negara Barat dengan cepat menanggapi tuduhan anti-semitisme, dengan Presiden AS Donald Trump yang paling menonjol adalah tindakannya terhadap banyak mahasiswa pro-Palestina yang memprotes genosida Israel di Gaza. /Foto: Reuters
15 April 2025

Koordinator Komisi Eropa untuk memerangi kebencian terhadap anti-Muslim menyatakan bahwa rasisme dan Islamofobia tampaknya meningkat di sejumlah negara anggota.

"Kami tahu bahwa sejak 7 Oktober 2023, kejahatan kebencian terhadap anti-Muslim telah meningkat, misalnya, sebesar 140 persen di Jerman," kata Marion Lalisse kepada Anadolu Agency selama Forum Diplomasi Antalya di Türkiye.

Lalisse menambahkan: "Tentu saja, Anda dapat memiliki pandangan tentang agama, tentang politik, tetapi Anda tidak dapat menghasut kebencian terhadap sekelompok individu yang merupakan bagian penuh dari Eropa, komponen integral dari masyarakat kita."

"Saya pikir kita memiliki, sayangnya, kita telah melihat normalisasi narasi anti-Muslim, dan narasi ini, baik di media maupun media sosial, tidak hanya berhenti pada kata-kata," katanya.

"Kita perlu memiliki lebih banyak keberagaman di antara jurnalis, juga dalam manajemen media, tidak hanya di kalangan jurnalis itu sendiri, tetapi juga di dewan eksekutif untuk memastikan adanya liputan yang mencerminkan mayoritas besar Muslim," jelasnya.

"Tindakan-tindakan ini jelas sangat merugikan Eropa, dan tidak mencerminkan nilai-nilai kita, nilai-nilai yang menjadi dasar Uni Eropa," tambahnya.

Lonjakan Kebencian

Lalisse menyatakan kegembiraannya melihat beberapa negara anggota mengambil langkah-langkah, dengan menyebutkan Swedia, Denmark, dan Belanda.

"Kami senang melihat bahwa mereka (negara-negara ini) menerapkan keputusan kerangka kerja kami untuk memerangi xenofobia dan rasisme, termasuk intoleransi agama," tambahnya.

Sejak Oktober 2023, insiden anti-Muslim telah meningkat tajam di Eropa dan AS.

Pada bulan Maret, Dewan Hubungan Amerika-Islam (CAIR) menyatakan bahwa diskriminasi terhadap anti-Muslim di AS meningkat sebesar 7,4 persen pada tahun 2024 setelah dimulainya kekerasan Israel di Gaza yang terkepung.

Ada juga lonjakan serangan anti-Muslim di Eropa yang juga dipicu oleh kekerasan Israel di wilayah yang diblokade tersebut.

Negara-negara Barat dengan cepat merespons tuduhan anti-semitisme, dengan Presiden AS Donald Trump secara khusus mengecam banyak mahasiswa pro-Palestina yang memprotes genosida Israel di Gaza.

Namun, insiden Islamofobia yang dilaporkan dan didokumentasikan tidak ditanggapi dengan serius.

SUMBER:TRT World and Agencies