Kementerian Luar Negeri Turkiye pada hari Kamis mengumumkan bahwa pihaknya menyambut baik pembentukan gencatan senjata di Gaza, dengan harapan bahwa hal ini "akan mengakhiri genosida yang telah berlangsung selama dua tahun terakhir."
Dalam pernyataannya, kementerian tersebut mengharapkan agar kesepakatan gencatan senjata dapat dilaksanakan sepenuhnya. "Dengan adanya gencatan senjata, sangat penting bahwa bantuan kemanusiaan segera disalurkan ke Gaza—di mana bencana kemanusiaan sedang berlangsung—dan upaya rekonstruksi Gaza dimulai tanpa penundaan. Turkiye akan terus memberikan bantuan kemanusiaan yang substansial ke Gaza di masa mendatang," kata pernyataan itu.
Menegaskan bahwa perdamaian yang berkelanjutan di Timur Tengah hanya dapat dicapai melalui penyelesaian yang adil atas persoalan Israel-Palestina, pernyataan tersebut menyampaikan harapan kementerian "bahwa momentum yang dicapai dalam negosiasi gencatan senjata ini juga akan berkontribusi pada realisasi solusi dua negara di periode mendatang."
"Kami mengapresiasi upaya Qatar, Mesir, dan AS dalam memediasi negosiasi gencatan senjata. Turkiye menegaskan kembali komitmennya untuk secara aktif berkontribusi dan memberikan dukungan selama tahap implementasi kesepakatan gencatan senjata," tambah pernyataan tersebut.

Rencana gencatan senjata Trump
Presiden AS Donald Trump mengumumkan bahwa Israel dan Hamas telah menyetujui tahap pertama dari kesepakatan Gaza yang diusulkan oleh AS.
Rencana 20 poin yang pertama kali diumumkan pada 29 September mencakup pembebasan semua tawanan Israel dengan imbalan tahanan Palestina, gencatan senjata, pelucutan senjata Hamas, dan rekonstruksi Gaza.
Sejak Oktober 2023, serangan Israel telah menewaskan hampir 67.200 warga Palestina di wilayah tersebut, sebagian besar di antaranya adalah wanita dan anak-anak.
Pemboman yang terus-menerus telah membuat Gaza hampir tidak dapat dihuni, menyebabkan kelaparan dan penyakit yang meluas.