Malaysia pada hari Senin mendesak Thailand dan Kamboja untuk menahan diri secara maksimal setelah jet-jet tempur Thailand melancarkan serangan udara di sepanjang perbatasan yang disengketakan, memicu eskalasi paling serius sejak perjanjian gencatan senjata tahun lalu.
Serangan itu terjadi pada dini hari Senin menyusul bentrokan baru yang menewaskan satu tentara Thailand dan melukai empat lainnya, menurut media lokal. Insiden tersebut mengancam merusak gencatan senjata lemah yang dimediasi oleh Presiden AS Donald Trump pada bulan Oktober.
"Thailand dan Kamboja adalah mitra dekat Malaysia dan anggota kunci ASEAN. Kami mendorong kedua pihak untuk menahan diri secara maksimal, menjaga saluran komunikasi tetap terbuka, dan memanfaatkan sepenuhnya mekanisme yang ada," kata Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim dalam sebuah pernyataan.
Anwar memperingatkan bahwa pembaruan permusuhan "berisiko menggagalkan kerja keras" yang telah dilakukan untuk menstabilkan hubungan.
"Wilayah kita tidak mampu melihat perselisihan yang sudah lama berlangsung berubah menjadi siklus konfrontasi. Prioritas segera adalah menghentikan pertempuran, melindungi warga sipil, dan kembali ke jalur diplomasi yang didukung oleh hukum internasional serta semangat kesetanggungan ASEAN," tambahnya.
Serangan terhadap posisi-posisi Kamboja
Angkatan Udara Thailand mengatakan F-16 menyerang posisi-posisi Kamboja di kawasan Chong Ahn Ma sebagai respons terhadap apa yang menurut pejabat merupakan artileri dan muatan udara yang ditembakkan ke pasukan Thailand dekat Pangkalan Anupong. Juru bicara Angkatan Darat, Mayor Jenderal Winthai Suvaree, mengklaim posisi-posisi Kamboja "secara aktif menyerang pasukan Thailand."
Kamboja mengutuk serangan itu, menyebutnya pelanggaran serius terhadap gencatan senjata dan menuduh pasukan Thailand melakukan serangan yang "brutal dan tidak manusiawi" di provinsi Preah Vihear, menurut Khmer Times.
Warga sipil di kedua sisi dilaporkan mengungsi massal, mengingatkan pada bentrokan mematikan pada Juli yang menyebabkan ribuan orang kehilangan tempat tinggal.
Thailand dan Kamboja menandatangani gencatan senjata yang disaksikan AS dan Malaysia pada 26 Oktober di Kuala Lumpur saat KTT ASEAN, dalam upaya untuk akhirnya menyelesaikan perselisihan perbatasan yang telah berlangsung puluhan tahun.













