IKLIM
3 menit membaca
China berjanji mengurangi emisi 7-10 persen pada 2035, Turkiye-Eropa dorong aksi iklim di KTT PBB
Xi menguraikan target energi terbarukan, Erdogan menyoroti pangsa energi hijau Turkiye sebesar 60 persen, Macron menyerukan penghentian penggunaan bahan bakar fosil
China berjanji mengurangi emisi 7-10 persen pada 2035, Turkiye-Eropa dorong aksi iklim di KTT PBB
Presiden China Xi Jinping secara virtual berpidato pada KTT iklim, Rabu, 24 September 2025, di markas besar PBB. / AP
21 jam yang lalu

Presiden China Xi Jinping menyampaikan kepada Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa pada tahun 2035 negaranya berencana mengurangi emisi gas rumah kaca sebesar 7–10 persen di bawah tingkat puncak, sambil mengkritik "beberapa negara" yang menolak transisi energi bersih global.

Berbicara melalui video langsung dari Beijing pada pertemuan puncak pemimpin iklim yang diselenggarakan oleh Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres, Xi mengumumkan rencana iklim nasional China yang diharapkan akan disampaikan menjelang KTT COP30 di Brasil pada bulan November.

Xi menyatakan bahwa China akan meningkatkan kapasitas terpasang tenaga angin dan surya menjadi lebih dari enam kali lipat dari tingkat tahun 2020 dalam waktu 10 tahun dan meningkatkan porsi energi non-fosil dalam konsumsi energi domestik menjadi lebih dari 30 persen pada tahun 2035.

"Transformasi hijau dan rendah karbon adalah tren zaman kita," kata Xi.

"Meskipun beberapa negara melawan tren ini, komunitas internasional harus tetap berada di jalur yang benar, menjaga keyakinan yang teguh, tindakan yang konsisten, dan upaya yang tidak berkurang."

Ia juga mendesak negara-negara maju untuk memimpin dalam pengurangan emisi yang lebih kuat.

Turkiye, pelopor energi terbarukan

Presiden Turkiye Recep Tayyip Erdogan juga berbicara dalam pertemuan tersebut, mengatakan bahwa Turkiye telah meningkatkan porsi energi terbarukan dalam total kapasitas terpasang menjadi lebih dari 60 persen tahun ini.

"Dengan meningkatkan porsi energi terbarukan dan meningkatkan efisiensi energi, kami juga memperluas teknologi rendah karbon di sektor industri," kata Erdogan di New York.

"Sesuai dengan target emisi nol bersih kami untuk tahun 2053, kami akan terus mentransformasi sektor-sektor utama."

Erdogan menyebutkan bahwa Turkiye sedang membangun sistem perdagangan emisi, menerapkan strategi keuangan hijau, dan menciptakan taksonomi hijau nasional. Ia juga mencatat bahwa kebijakan iklim Turkiye didasarkan pada tujuh pilar: energi, industri, bangunan, transportasi, limbah, pertanian, dan kehutanan.

TerkaitTRT Indonesia - Erdogan di Konferensi Iklim PBB: Pangsa energi terbarukan Turkiye melebihi 60 persen

Perbedaan AS - Eropa

Pertemuan puncak iklim ini berlangsung sehari setelah Presiden AS Donald Trump mengatakan kepada Majelis Umum PBB bahwa krisis iklim adalah "penipuan besar," sambil mengkritik China dan Uni Eropa karena berinvestasi dalam energi terbarukan.

AS sedang menarik diri dari Perjanjian Paris 2015, yang bertujuan membatasi pemanasan global di bawah 1,5 derajat Celsius.

Presiden Brasil Luiz Inacio Lula da Silva, tuan rumah COP30, memperingatkan bahwa KTT Belem akan menguji apakah pemerintah "percaya pada apa yang ditunjukkan oleh sains kepada kita."

Para pemimpin Eropa menggemakan urgensi tersebut.

Perdana Menteri Spanyol Pedro Sanchez mengatakan ambisi "sedang mundur" meskipun terjadi kebakaran hutan yang memecahkan rekor.

Perdana Menteri Belanda Dick Schoof mengatakan kerja sama internasional tetap penting.

Presiden Austria Alexander Van der Bellen mencatat pengurangan emisi sebesar 14 persen dan berjanji mencapai netralitas iklim pada tahun 2040.

Inggris mengumumkan kontrak untuk dua proyek penangkapan karbon yang diharapkan menciptakan 500 pekerjaan dan mengurangi 1,2 juta ton CO2 per tahun.

Presiden Prancis Emmanuel Macron menegaskan kembali komitmen Prancis terhadap netralitas karbon pada tahun 2050, menyerukan penghapusan bahan bakar fosil, pengurangan metana, dan perlindungan ekosistem.

"Kita harus mempercepat, kita harus melindungi, dan kita harus bergerak bersama. Itu adalah satu-satunya jalan ke depan," katanya.

SUMBER:TRT World and Agencies