Selama hampir dua tahun dalam perang genosida yang terus berlangsung di Gaza, Israel secara sengaja memberlakukan pemutusan total dan berulang terhadap komunikasi serta layanan internet, sering kali berlangsung selama berjam-jam atau bahkan berhari-hari.
Seorang pejabat keamanan Palestina mengatakan kepada Anadolu Agency bahwa pemadaman ini bukan sekadar gangguan teknis, tetapi alat dengan tujuan “intelijen, militer, psikologis, dan media.”
Pejabat tersebut, yang menolak disebutkan namanya karena alasan keamanan, menyatakan bahwa dampak psikologis adalah salah satu yang paling parah. Pemadaman komunikasi menempatkan warga Palestina dalam kondisi psikologis yang sangat sulit akibat rasa takut dan kecemasan yang terus-menerus terhadap keluarga mereka di wilayah lain di Gaza.
“Warga Palestina yang berada di tengah perang mendengar suara ledakan dan kengerian genosida, tetapi mereka tidak tahu lokasi atau sumber ancaman tersebut, yang membuat mereka mengalami kecemasan dan ketakutan,” jelasnya.
Rasa terputus dari dunia luar memperdalam perasaan ditinggalkan, tambah pejabat itu: “Mengisolasi Gaza dari dunia juga membuat warga Palestina merasa sendirian dan bahwa tidak ada yang menyadari genosida dan kekejaman yang mereka alami.”
Pemadaman komunikasi juga memengaruhi kehidupan sehari-hari dan layanan penting yang sudah beroperasi di ambang batas, termasuk rumah sakit, pertahanan sipil, dan distribusi bantuan kemanusiaan.
‘Berbahaya dan tidak bermoral’
Meskipun ada kecaman dari PBB dan kelompok hak asasi manusia yang menyebut kebijakan ini “berbahaya dan tidak bermoral,” Israel terus memberlakukannya tanpa memperhatikan hukum internasional.
Pada hari Rabu, Perusahaan Telekomunikasi Palestina mengumumkan bahwa layanan internet dan telepon kabel telah terputus di Kota Gaza dan Gaza utara akibat serangan Israel yang merusak jalur pasokan utama.
Euro-Med Human Rights Monitor mencatat bahwa sejak 7 Oktober 2023, Israel telah memberlakukan lebih dari 12 pemadaman total di Gaza sebagai bagian dari “kebijakan sistematis” untuk menyembunyikan situasi genting Gaza dari dunia luar dan menghalangi respons kemanusiaan.
Pejabat keamanan tersebut juga mengatakan bahwa Israel memanfaatkan telekomunikasi untuk tujuan mereka sendiri, seperti menghubungi kolaborator, mengoordinasikan evakuasi, dan menyadap panggilan warga sipil.
Israel “memanfaatkan komunikasi publik Palestina untuk memata-matai ratusan ribu panggilan dan mengumpulkan informasi, yang dapat digunakan untuk tujuan keamanan,” kata pejabat itu.
Dia menekankan bahwa selain keuntungan intelijen, siklus pemadaman-dan-pemulihan ini merupakan bagian dari perang psikologis dan propaganda Israel.