Menteri Luar Negeri Republik Indonesia, Sugiono, menerima kunjungan resmi Menteri Luar Negeri Kerajaan Thailand, Sihasak Phuangketkeow, di Jakarta. Pertemuan ini menjadi momentum penting dalam mempererat hubungan bilateral di tengah peringatan 75 tahun hubungan diplomatik Indonesia–Thailand.
Kedua menteri membahas tindak lanjut hasil kunjungan Presiden Prabowo Subianto ke Bangkok pada Mei 2025, di mana kedua negara sepakat untuk meningkatkan status hubungan menjadi Kemitraan Strategis. “Roadmap yang tengah disusun diharapkan menjadi landasan bagi pertumbuhan dan ketahanan ekonomi kedua negara, sekaligus memperkuat kerja sama strategis di bidang keamanan, sosial-budaya, dan pembangunan,” ujar Menlu Sugiono. Ia menambahkan, melalui roadmap tersebut, Indonesia dan Thailand juga berkomitmen memperluas kolaborasi di tingkat kawasan dan global.
Selain memperkuat kerja sama ekonomi, kedua negara juga sepakat untuk mengeksplorasi potensi pertumbuhan baru di berbagai sektor, termasuk energi terbarukan, bioteknologi, ekonomi kreatif, dan industri halal — sektor yang dinilai strategis untuk mendukung agenda pembangunan berkelanjutan.
Dalam pertemuan itu, Menlu Sugiono dan Menlu Sihasak juga membahas isu-isu kawasan, seperti dinamika hubungan Thailand–Kamboja, situasi di Myanmar, dan persiapan menuju KTT ASEAN ke-47 yang akan digelar pada Oktober 2025. Indonesia mengapresiasi langkah Thailand dan Kamboja dalam menurunkan ketegangan di wilayah perbatasan serta menegaskan dukungan terhadap penyelesaian damai sesuai prinsip Piagam ASEAN.
Terkait krisis Myanmar, kedua menteri menekankan pentingnya proses perdamaian yang inklusif dan berkelanjutan, yang berlandaskan pada Konsensus Lima Poin ASEAN.
Dari sisi ekonomi, Thailand tercatat sebagai salah satu dari sepuluh mitra dagang utama Indonesia, dengan nilai perdagangan bilateral yang mencapai lebih dari $17 miliar dolar pada 2024. Selama lima tahun terakhir, total investasi Thailand di Indonesia hampir menyentuh angka $1,5 miliar dolar.
Menlu Sihasak, yang baru dilantik pada 19 September 2025, menjadikan Indonesia sebagai negara pertama yang dikunjungi dalam rangka kunjungan bilateralnya di kawasan. Langkah ini mencerminkan eratnya persahabatan kedua negara serta komitmen bersama untuk membangun kawasan yang damai, stabil, dan sejahtera.
