ASIA
3 menit membaca
Tragedi ledakan gas Pamulang: hancurkan 13 rumah, puluhan warga mengungsi
Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Tangerang Selatan, Essa Nugraha, menyatakan status siaga darurat diberlakukan selama sepekan. Posko pengungsian didirikan di kantor RW dan masjid, dan dapur umum 24 jam mulai beroperasi.
Tragedi ledakan gas Pamulang: hancurkan 13 rumah, puluhan warga mengungsi
Pemerintah Kota Tangerang Selatan optimalkan pembangunan ulang rumah terdampak ledakan Pondok Cabe / Foto: Pemkot Tangsel
11 jam yang lalu

Suara dentuman keras mengguncang kawasan Jalan Talas 3, Pondok Cabe Ilir, Pamulang, pada Jumat pekan lalu dini hari sekitar pukul 05.15 waktu setempat. Ledakan gas tersebut menyebabkan 13 rumah rusak, tujuh orang terluka, dan sedikitnya 52 warga terpaksa mengungsi.

Kapolres Tangerang Selatan, AKBP Victor Daniel Hendry Inkiriwang, menurut laporan penyiar berita nasional RRI, menyebut pihaknya langsung melakukan sterilisasi area, bekerja sama dengan masyarakat, camat, dan pengurus lingkungan. Polisi mengevakuasi korban serta mengantarkan mereka ke rumah sakit.

“Lokasi sudah diamankan dengan police line dan warga sementara ditempatkan di kantor RW,” ujar Victor.

Ketua Rukun Tetangga (RT), Matsuro, menjelaskan dentuman terdengar hingga radius 500 meter. Tujuh korban luka, termasuk seorang balita, dirawat di RS UIN dan RS Hermina Ciputat, beberapa mengalami luka bakar.

“Warga sekitar panik mendengar dentuman besar,” kata Matsuro.

Korban dan kerusakan

Korban luka di antaranya Niyah, Amelia, Taslimah, Emi, Riski, serta seorang anak balita. Dari total 13 rumah yang rusak, 10 mengalami kerusakan ringan, sementara tiga rumah hancur parah dan tak bisa ditempati lagi.

Tim Gegana Sat Brimob Polda Metro Jaya memastikan ledakan murni berasal dari gas.
“Kami tidak menemukan adanya bom atau unsur bahan peledak lainnya,” tegas Kompol Nofriansyah, Komandan Detasemen Gegana.

Puslabfor Mabes Polri membawa sejumlah barang bukti, termasuk tabung gas, regulator, kompor, dan material yang terbakar, untuk diteliti lebih lanjut.

Kepala Bidang Logistik dan Kedaruratan BPBD Tangsel, Essa Nugraha, menyatakan status siaga darurat diberlakukan selama sepekan. Posko pengungsian didirikan di kantor RW dan masjid, sementara dapur umum 24 jam mulai beroperasi.

Wali Kota Tangsel Benyamin Davnie mengatakan tiga rumah rata dengan tanah, sementara empat lainnya rusak berat. Estimasi biaya rehabilitasi mencapai Rp100 juta per unit, dengan anggaran berasal dari Belanja Tidak Terduga (BTT), Baznas, dan CSR perusahaan. Pemerintah juga menyediakan rumah kontrakan sementara bagi warga terdampak.

Upaya pencegahan

Kasus Pamulang menyoroti lemahnya kepatuhan terhadap standar keamanan gas LPG di tingkat konsumen. Pemerintah sebenarnya telah mewajibkan tabung dan regulator memenuhi SNI, sesuai dengan Permen ESDM Nomor 28 Tahun 2021. Namun, peredaran produk nonstandar masih marak dan meningkatkan risiko kebocoran.

BPBD mengingatkan masyarakat mengenali tanda kebocoran gas, seperti bau menyengat, suara mendesis, atau perubahan warna api menjadi oranye. Warga juga diimbau rutin memeriksa tabung, selang, dan regulator, serta memastikan peralatan berlabel resmi.

Pemkot Tangsel menegaskan pentingnya edukasi publik terkait penggunaan LPG. “Kami siapkan sosialisasi keselamatan agar kasus serupa tidak terulang,” kata Benyamin.
Para ahli menilai investigasi menyeluruh, pengawasan distribusi, dan disiplin keselamatan rumah tangga harus diperkuat untuk menekan risiko.

SUMBER:TRT Indonesia & Agensi