Otoritas vulkanologi Indonesia menaikkan status Gunung Semeru ke Level IV atau Awas, tingkat peringatan tertinggi, setelah rentetan erupsi pada Rabu memuntahkan kolom abu dan awan panas ke berbagai arah lereng gunung tertinggi di Pulau Jawa itu.
Badan Geologi mencatat letusan terjadi sekitar pukul 14.13 waktu setempat, ketika Semeru mengirim awan panas dan gas hingga beberapa kilometer dari kawah. Kepala Pusat Daya, Informasi, dan Komunikasi Kebencanaan (Kapusdatinkom), Abdul Muhari, menjelaskan bahwa gunung berapi tersebut melepaskan aliran piroklastik, sehingga masyarakat diminta menjauhi radius 8 kilometer dari puncak.
“Masyarakat diminta tidak beraktivitas dalam radius itu karena berisiko terkena lontaran material,” ujarnya dalam keterangan resmi.
Peningkatan aktivitas vulkanik
Laporan awal badan vulkanologi menyebut kolom abu membumbung hingga 2 kilometer di atas puncak, sementara Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menyatakan semburan material vulkanik mencapai 13 kilometer ke atmosfer. Juru bicara BNPB Abdul Muhari menambahkan lebih dari 300 warga di tiga desa yang paling rentan telah dievakuasi ke pos-pos pemerintah.
Peningkatan aktivitas membuat otoritas memperluas zona terlarang, termasuk daerah aliran Besuk Kobokan, jalur utama luncuran lava dan gas panas. Sejumlah rekaman di media sosial memperlihatkan debu pekat menyapu lembah berhutan dan menghantam area sungai, memicu warga mengungsi sambil berlindung dari hujan abu.
Gunung Semeru yang memiliki ketinggian 3.676 meter, merupakan salah satu dari hampir 130 gunung api aktif di Nusantara. Indonesia berada di zona seismik Cincin Api Pasifik, yang membuat negara ini kerap dilanda aktivitas vulkanik dan gempa. Semeru terakhir kali mengalami letusan besar pada Desember 2021, menewaskan 51 orang dan merusak ribuan rumah.
Pihak berwenang memastikan pemantauan intensif terus dilakukan, sementara operasi penerbangan di Bandara Ngurah Rai, Bali, sekitar 310 kilometer dari Semeru dilaporkan masih berjalan normal.
























