Gunung Marapi kembali menunjukkan aktivitas tinggi pada hari Selasa sekitar pukul 10.34 waktu setempat, menimbulkan hujan abu vulkanik yang menjangkau sejumlah wilayah di Kabupaten Agam. Material abu terbawa angin ke pemukiman, menyebabkan jarak pandang menurun dan memaksa warga menggunakan masker.
Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Marapi melaporkan letusan tersebut terekam pada seismograf dengan amplitudo maksimum 30,3 milimeter dan durasi sekitar 51 detik. Kolom abu tidak terlihat jelas karena kondisi cuaca, namun sebarannya meluas hingga ke kawasan utara dan timur laut dari Kawah Verbeek.
Dua kecamatan, Baso dan Canduang tercatat sebagai daerah yang paling terdampak. Abu tipis hingga tebal menutupi kendaraan dan bangunan warga sejak pagi. Di Canduang, kondisi serupa dirasakan penduduk yang mendapati abu menempel di permukaan kendaraan warga.
Erupsi ini juga disertai suara dentuman yang terdengar luas, termasuk di wilayah Sungai Pua dan Canduang. Masyarakat melaporkan getaran ringan pada saat letusan terjadi.
PGA Marapi menegaskan bahwa status aktivitas gunung saat ini masih berada di Level II (Waspada). Warga diminta untuk tidak beraktivitas dalam radius 3 kilometer dari pusat erupsi.
Hujan abu yang melanda Agam menambah daftar erupsi Marapi dalam beberapa bulan terakhir, menunjukkan kondisi vulkanik yang masih aktif dan perlu diwaspadai.




















