DUNIA
3 menit membaca
Indonesia terima jet tempur T-50i pertama dari Korea Selatan pada November 2025
Pengadaan enam unit T-50i merupakan kelanjutan dari perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada 2021 senilai sekitar $240 juta. Program ini bertujuan memperkuat kemampuan pelatihan tempur pilot Indonesia, menggantikan armada Hawk Mk-53.
Indonesia terima jet tempur T-50i pertama dari Korea Selatan pada November 2025
Wakasau Pimpin Commander Inspection Pengadaan Enam Unit Pesawat T-50i di Korean Aerospace Industries (KAI). Foto: TNI Angkatan Udara RI
3 Oktober 2025

Indonesia akan menerima dua unit pertama jet tempur latih T-50i Golden Eagle buatan Korea Selatan pada November 2025, sebagai bagian dari program pengadaan enam pesawat yang akan memperkuat kemampuan TNI Angkatan Udara dalam pertahanan udara dan pelatihan tempur.

Juru bicara TNI AU, Marsekal Pertama I Nyoman Suadnyana, mengonfirmasi pengiriman tersebut dalam pernyataan resmi pada Selasa. “Dua pesawat dijadwalkan tiba pada November, dan sisanya akan menyusul sesuai jadwal,” ujarnya.

Pengadaan enam unit T-50i merupakan kelanjutan dari perjanjian kerja sama yang ditandatangani pada 2021 senilai sekitar $240 juta. Program ini bertujuan memperkuat kemampuan pelatihan tempur pilot Indonesia, menggantikan armada Hawk Mk-53.

Menjelang pengiriman tahap pertama, Wakil Kepala Staf Angkatan Udara, Marsekal Madya Tedi Rizalihadi, memimpin tim delegasi Indonesia untuk melakukan commander inspection ke fasilitas Korean Aerospace Industries (KAI) di Sacheon, Korea Selatan, pada 29 September 2025.

“Enam unit T-50i ini akan memperkuat TNI Angkatan Udara dan menjadi bagian dari strategi modernisasi pertahanan,” ujar Suadnyana dalam pernyataan tertulis.

Senior Executive Vice President KAI, Jae-Byoung Cha, memaparkan proses produksi serta sistem perawatan pesawat. Delegasi kemudian meninjau jalur perakitan dan melakukan pengecekan terhadap enam unit yang tengah diproduksi.

Spesifikasi dan peran strategis

T-50i Golden Eagle dikembangkan oleh KAI bersama Lockheed Martin. Jet latih supersonik ini menggunakan mesin General Electric F404-GE-102 dengan kecepatan maksimum Mach 1,5 (1.600 km/jam), mampu terbang hingga ketinggian 55.000 kaki, dan membawa hingga lima ton persenjataan. Pesawat juga dilengkapi meriam Gatling tiga laras kaliber 20 mm dengan kecepatan tembak 2.000 peluru per menit.

Selain fungsi utamanya sebagai Lead-In Fighter Trainer (LIFT), pesawat ini dapat dikonfigurasi untuk misi serangan ringan, memberikan fleksibilitas tambahan dalam operasi. TNI AU telah mengoperasikan 16 unit T-50i sejak 2014 di Skadron Udara 15, Lanud Iswahjudi, Jawa Tengah. Tambahan enam unit akan melengkapi armada tersebut untuk mendukung transisi pilot ke platform tempur modern seperti F-16 dan Rafale.

Kerja sama pertahanan Indonesia–Korea Selatan tidak hanya mencakup pengadaan T-50i. Pada 30 September 2025, Kolonel Pnb Mohammad Sugiyanto, pilot uji TNI AU dengan callsign “Mammoth”, mencatat tonggak penting dengan menjalani penerbangan perdana sebagai front seater dalam uji terbang prototipe pesawat tempur KF-21 Boramae di Sacheon.

Modernisasi kekuatan udara

Langkah ini merupakan bagian dari strategi modernisasi pertahanan Indonesia. Selain T-50i, Indonesia juga telah memesan jet Rafale buatan Prancis. Tiga unit pertama Rafale dijadwalkan tiba antara Februari dan Maret 2026. Kepala Staf TNI AU, Marsekal TNI Mohamad Tonny Harjono, telah meninjau peningkatan infrastruktur di Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, untuk mendukung operasi jet generasi 4,5 tersebut.

Tonny menegaskan semua proses pengadaan alutsista harus melalui tahapan seleksi Dewan Pemilihan Alat Pertahanan dan disesuaikan dengan kebutuhan strategis serta hubungan internasional Indonesia. Ia juga mengonfirmasi bahwa TNI AU masih mempertimbangkan opsi pembelian jet J-10C buatan China.

Penerbangan selama satu jam itu fokus menguji performa serta aspek stability and control di ketinggian 10.000–20.000 kaki. Sebelumnya, pada Mei 2023, Sugiyanto menjadi pilot asing pertama yang duduk di kursi belakang pesawat tersebut. Keterlibatan penerbang Indonesia mencerminkan peran aktif dalam program pengembangan pesawat tempur generasi 4,5 yang dikembangkan bersama Korea Selatan, termasuk transfer teknologi dan peningkatan kualitas pertahanan.

TerkaitTRT Indonesia - KHAN, rudal balistik buatan Turkiye tiba di Indonesia, pengiriman dilakukan bertahap

SUMBER:TRT Indonesia