Bencana banjir besar dan longsor di berbagai wilayah di pulau Sumatera Indonesia telah menyebabkan hampir 1.000 orang dan ratusan lainnya masih hilang, menurut laporan terbaru dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) hingga Senin (8/12) sore.
Data terbaru BNPB mencatat 961 korban meninggal, 234 orang belum ditemukan, serta sekitar 5.000 warga mengalami luka-luka. Tim penyelamat masih berjuang menjangkau area terdampak yang aksesnya terputus.
Secara keseluruhan, lebih dari 3,2 juta penduduk terdampak banjir dan longsor ini. Lebih dari satu juta orang terpaksa meninggalkan rumah mereka dan dievakuasi ke lokasi-lokasi aman di provinsi Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh.
Presiden Prabowo juga menegaskan bahwa pemerintah mengerahkan seluruh sumber daya untuk membantu daerah dan masyarakat yang terpukul bencana.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga menyampaikan rencana Indonesia membeli hingga 200 helikopter pada 2026, yang akan digunakan baik untuk pertahanan maupun kesiapsiagaan penanggulangan bencana.
Bencana hidrometeorologi di berbagai negara Asia
Rangkaian cuaca ekstrem, mulai dari hujan lebat, badai, banjir bandang hingga siklon—telah memicu kerusakan besar di sejumlah negara Asia, dengan Indonesia menjadi wilayah yang mengalami dampak paling parah, disusul Sri Lanka.
Sementara itu di Sri Lanka, jumlah korban jiwa akibat Siklon Ditwah meningkat menjadi 627 orang, dan 190 lainnya masih hilang sejak badai menerjang pada 17 November, menurut Pusat Manajemen Bencana negara tersebut.
PBB melaporkan bahwa sedikitnya 185 orang meninggal di Thailand bagian selatan, sementara 367 lainnya masih belum ditemukan. Kondisi cuaca buruk yang sama juga menyebabkan empat kematian di India dan tiga di Malaysia.













