DUNIA
2 menit membaca
Rusia batalkan perjanjian pengelolaan plutonium dengan AS
Di bawah Perjanjian Pengelolaan dan Pembuangan Plutonium yang ditandatangani pada tahun 2000, Moskow dan Washington berkomitmen untuk membuang masing-masing 34 ton plutonium tingkat senjata.
Rusia batalkan perjanjian pengelolaan plutonium dengan AS
Parlemen Rusia mengecam perjanjian plutonium dengan AS.
8 Oktober 2025

Majelis rendah parlemen Rusia telah membatalkan perjanjian dengan Amerika Serikat mengenai pengelolaan cadangan besar plutonium tingkat senjata yang tersisa dari ribuan hulu ledak nuklir era Perang Dingin.

Duma Negara, majelis rendah dari Majelis Federal Rusia, dalam pernyataannya pada Rabu mengatakan bahwa Perjanjian Pengelolaan dan Pembuangan Plutonium resmi dibatalkan oleh para anggota parlemen setelah rancangan undang-undang terkait disahkan dalam sidang pleno parlemen.

“Keputusan ini diambil semata-mata demi kepentingan Federasi Rusia dan warganya. Kami membatalkan perjanjian yang seharusnya dihentikan sejak lama,” ujar Ketua Duma Negara Vyacheslav Volodin dalam pernyataan yang menyoroti pengesahan rancangan undang-undang tersebut.

Ia juga menyampaikan terima kasih kepada Kementerian Luar Negeri Rusia atas perannya dalam proses tersebut.

“Mereka yang ingin mengeksploitasi Rusia harus memahami bahwa hal itu tidak akan terjadi. Kami memiliki presiden yang kuat, parlemen yang bertanggung jawab, dan pemerintahan yang efektif,” tambahnya.

Menjaga komitmen Rusia terhadap Perjanjian Pengelolaan dan Pembuangan Plutonium dengan Amerika Serikat kini tidak lagi dapat diterima, lapor TASS mengutip Wakil Menteri Luar Negeri Sergei Ryabkov.

“Amerika Serikat telah mengambil serangkaian langkah baru yang bersifat anti-Rusia dan secara fundamental mengubah keseimbangan strategis yang ada saat perjanjian dibuat, sekaligus menciptakan ancaman tambahan terhadap stabilitas strategis,” bunyi pernyataan Rusia dalam dokumen penarikan diri dari perjanjian tersebut.

Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Ryabkov, yang juga hadir dalam sidang pleno, menjelaskan kepada para anggota parlemen bahwa alasan pembatalan kesepakatan ini adalah “perubahan mendasar dalam situasi”, termasuk penerapan sanksi oleh Washington terhadap Moskow dan perluasan NATO ke arah timur.

Ia menambahkan bahwa pihak Rusia sebenarnya telah merumuskan syarat untuk melanjutkan perjanjian tersebut, namun hingga kini tidak ada satu pun yang dapat dipenuhi.

“Dalam kondisi seperti ini, proses penghentian kerja sama dengan pihak Amerika di bawah perjanjian tersebut, bahkan dari sisi formal, tampak sebagai langkah yang alami,” ujarnya.

Perjanjian Pengelolaan dan Pembuangan Plutonium, yang ditandatangani pada tahun 2000, mengikat Moskow dan Washington untuk membuang masing-masing 34 ton plutonium tingkat senjata.

Kesepakatan itu diamandemen pada 2010 dan mulai berlaku setahun kemudian.

Pada Oktober 2016, Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit yang menangguhkan pelaksanaan perjanjian oleh Moskow, dengan alasan berbagai faktor, termasuk apa yang disebut sebagai “munculnya ancaman terhadap stabilitas strategis akibat tindakan tidak bersahabat dari Amerika Serikat terhadap Federasi Rusia.”

SUMBER:AA
Jelajahi
Dalam dua puluh tahun terakhir, kelaparan hanya dinyatakan enam kali
Indonesia dukung dana global Rp16,7 T untuk pemulihan hutan tropis dunia
Beberapa orang jatuh sakit di pangkalan AS setelah terima paket mencurigakan
Korea Utara tembakkan rudal balistik tak dikenal: Militer Seoul
IATA tambahkan Yuan sebagai mata uang transaksi, maskapai penerbangan China akan lebih efisien
Trump akan bertemu pemimpin Asia Tengah di tengah persaingan pengaruh di wilayah kaya sumber daya
Uni Eropa membuka 'saluran khusus' dengan China untuk pasokan tanah jarang
Setelah menghantam Filipina, Topan Kalmaegi yang mematikan bergerak menuju Vietnam
Presiden Meksiko Sheinbaum serukan hukum pelecehan seksual yang lebih tegas setelah insiden publik
ICRC peringatkan Sudan di ambang kehancuran saat dunia tetap diam
Jumlah korban tewas akibat Topan Kalmaegi di Filipina mencapai 90 orang, lebih banyak badai diprediksi akan terjadi sebelum akhir tahun
Empat 'garis merah' China termasuk isu Taiwan kepada Trump agar gencatan perang dagang lanjut
Korban selamat yang kelaparan dan terluka dari Al Fasher, Sudan, menceritakan pelarian mengerikan mereka
Lebih dari 25.000 orang menandatangani petisi di Inggris yang menuntut pelarangan Israel dari sepak bola internasional terkait perang di Gaza
Astronaut China hadapi penundaan kembali ke Bumi, pesawat ruang angkasa kemungkinan terkena serpihan
Bagaimana undang-undang baru di India menargetkan orang tua Muslim dengan dalih 'cinta jihad'
Mayat-mayat menumpuk di dalam rumah-rumah di Kordofan Utara, Sudan, karena RSF menghalangi pemakaman
AS akan bekerja sama erat dengan Korea Selatan terkait kapal selam nuklir — Pentagon
Data lokasi telepon staf UE dan NATO di Belgia dijual online: laporan
Putin memerintahkan kabinet untuk menyusun rencana ekstraksi logam tanah jarang Rusia