PERANG GAZA
3 menit membaca
Kecaman global terhadap serangan Israel ke konvoi bantuan Gaza, Hamas menyebutnya 'pembajakan, terorisme'
Kelompok perlawanan Palestina, pakar PBB, dan pemerintah Eropa mengecam serangan terhadap Armada Global Sumud di perairan internasional.
Kecaman global terhadap serangan Israel ke konvoi bantuan Gaza, Hamas menyebutnya 'pembajakan, terorisme'
Hamas mengecam penyerbuan Israel terhadap armada kapal Gaza sebagai "pembajakan dan terorisme" di tengah kecaman internasional yang meluas. / AP
2 Oktober 2025

Hamas mengecam intersepsi armada Global Sumud yang menuju Gaza oleh Israel sebagai "kejahatan perompakan dan terorisme maritim terhadap warga sipil", serta menyerukan kepada "semua pembela kebebasan di dunia" untuk mengutuk serangan tersebut.

Kelompok tersebut menyatakan bahwa intersepsi di perairan internasional, bersama dengan penahanan aktivis dan jurnalis, adalah "tindakan agresi yang licik" yang "menambah catatan hitam kejahatan yang dilakukan" oleh Israel.

Kelompok Jihad Islam Palestina mengeluarkan pernyataan serupa, menggambarkan serangan tersebut sebagai "perompakan maritim dan pelanggaran terang-terangan terhadap konvensi internasional dan kemanusiaan", serta menuntut Israel "bertanggung jawab penuh atas keselamatan para peserta" di atas kapal.

Kecaman Internasional

Francesca Albanese, pelapor khusus PBB untuk hak asasi manusia di wilayah Palestina yang diduduki, menyatakan bahwa penyitaan aktivis armada oleh Israel adalah "tidak sah" dan menyalahkan pemerintah Barat atas keterlibatan mereka.

Pemerintah di seluruh Eropa menyuarakan keprihatinan.

Prancis mendesak Israel untuk "menjamin keselamatan para peserta dan memberikan perlindungan konsuler kepada mereka."

Swiss menyatakan bahwa setiap tindakan terhadap armada "harus mematuhi prinsip kebutuhan dan proporsionalitas sambil memastikan keselamatan mereka yang berada di atas kapal."

Kementerian Luar Negeri Turkiye mengutuk "dengan istilah yang paling keras" apa yang disebutnya sebagai "tindakan teroris" oleh angkatan laut Israel.

Spanyol menyatakan sedang memantau situasi dengan cermat dengan konsulat-konsulat di wilayah tersebut "dalam keadaan siaga."

Belgia mendesak Israel untuk "menghormati hukum internasional, termasuk hukum maritim, dan melindungi kapal-kapal armada."

Irlandia menggambarkan intersepsi tersebut sebagai "mengkhawatirkan."

Presiden Irlandia Michael Higgins melangkah lebih jauh, menyebut serangan Israel dan penutupan jalan di Gaza sebagai "mengkhawatirkan bagi seluruh dunia."

Ia memperingatkan bahwa keselamatan para aktivis adalah "keprihatinan bagi semua negara" dan mengaitkan insiden tersebut dengan apa yang ia gambarkan sebagai "kebijakan genosida" di Gaza.

Anggota Parlemen Eropa juga angkat bicara.

Anggota Parlemen Italia Brando Benifei menyebut intersepsi tersebut "tidak sah dan tindakan kriminal", mengatakan bahwa komunitas internasional seharusnya melindungi armada tersebut.

Reaksi masyarakat Amerika Selatan

Kecaman juga datang dari Amerika Selatan.

Presiden Kolombia Gustavo Petro mengusir delegasi diplomatik Israel setelah penahanan dua warga Kolombia, menyebut serangan tersebut sebagai "kejahatan internasional baru" oleh Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.

Brasil menyatakan keprihatinan atas 15 warganya yang berada di atas kapal, sementara Venezuela menyebut intersepsi tersebut sebagai "tindakan pengecut perompakan."

Uruguay menyuarakan "keprihatinan serius", dan Presiden Bolivia Luis Arce menggambarkan serangan tersebut sebagai "pelanggaran terang-terangan terhadap hukum internasional."

Chili menyatakan dukungan untuk warganya di armada, menyebut Israel bertanggung jawab atas keselamatan mereka.

Asia menyuarakan kemarahan

Negara-negara Asia juga bergabung dalam gelombang kecaman terhadap serangan terbaru Israel.

Perdana Menteri Pakistan Shehbaz Sharif juga "dengan tegas" mengutuk serangan tersebut sebagai tindakan barbar, mengatakan bahwa perdamaian harus diberi kesempatan dan bantuan kemanusiaan harus mencapai mereka yang membutuhkan.

Perdana Menteri Malaysia Anwar Ibrahim memperingatkan bahwa negaranya akan mengambil semua langkah hukum untuk meminta pertanggungjawaban Tel Aviv, terutama ketika warganya terlibat.

Presiden Maladewa Mohamed Muizzu menyebut serangan Israel "tidak dapat diterima" dan mengatakan bahwa hal tersebut tidak boleh ditoleransi.

"Menargetkan konvoi kemanusiaan yang membawa bantuan kepada populasi yang kekurangan kebebasan dan kebutuhan dasar adalah penghinaan besar terhadap kemanusiaan dan hukum internasional," kata Muizzu.

Armada Global Sumud, yang membawa bantuan kemanusiaan dan pasokan medis, berlayar pada akhir Agustus dan diharapkan mencapai pantai Gaza dalam kondisi normal.

Ini adalah misi terbesar dalam beberapa tahun terakhir, dengan 50 kapal yang membawa lebih dari 500 aktivis dari lebih dari 45 negara.

SUMBER:TRT World & Agencies